27 Desember 2011

The Super One, Sir Alex Ferguson

Jose Mourinho boleh disebut The Special One, Josep Guardiola boleh disebut salah satu yang paling jenius, namun mereka berdua belum pernah mengalami fase yang dialami oleh seorang Sir Alex Ferguson. Fergie yang telah menangani Manchester United sejak tahun 1985 sudah pernah melalui berbagai macam pasang surut prestasi tim ini. Hebatnya, dalam jangka waktu sekian lama itu, MU mampu meraih prestasi yang stabil baik di Inggris maupun di Eropa, dan menjadi salah satu tim terkaya di dunia. Generasi paling sukses tentunya angkatan class of 92 yang mampu merebut Treble, dimana saat itu Manchester United diisi oleh 11 orang (bahkan lebih) yang terdiri dari bintang-bintang besar. Mereka adalah Dream Team di masanya. Selain generasi emas tersebut, secara kontinyu dan konsisten Fergie selalu mampu menghasilkan tim yang kuat sekaligus mampu mengorbitkan pemain-pemain muda yang sebelumnya kurang dikenal menjadi seorang bintang. Ketika satu bintang pergi, bintang baru muncul dengan sebuah kisah yang baru dan prestasi baru pula.

Sir Alex Ferguson
(taken from http://en.wikipedia.org/wiki/Sir_Alex_Ferguson)

Sergio Busquets, The Underrated "Diver"

Sergio Busquets adalah salah satu nama yang tidak menonjol di Barcelona. Jika dibandingkan dengan Messi, Sanchez, Xavi, dan Iniesta, maka Busquets jarang sekali memperlihatkan showmanship-nya. Bahkan dia lebih sering dibahas di banyak forum hanya sebagai diver dan aktor. Act better than play football, lebih layak di Holywood daripada di Catalan. Tak hanya mengundang cibiran dari Barca-haters, banyak pula fans Barca sendiri yang tidak menyukai Busquets. Dia dianggap tidak memiliki peran signifikan bagi kegemilangan Barcelona, dan timnas Spanyol. Namun jika memang benar begitu, bagaimana dia bisa rutin mengisi starting lineup Barcelona? Bagaimana pula Busquets selalu menjadi starter untuk Spanyol di Piala Dunia 2010 lalu?


Setelah Xavi dan Puyol, Busquets adalah satu orang lagi yang Underrated, bahkan lebih diremehkan dari keduanya. Namun jika kita melihat kiprahnya, nampaknya peran yang diembannya begitu besar dan sangat vital. Bahkan mungkin yang terbaik di posisinya saat ini. Coba saja simak beberapa video yang diupload di youtube berikut ini :

Sergio Busquets' Skill

Briliance of Busquets

Jika cukup malas untuk buffering, saya tuliskan beberapa quote menarik dari beberapa tokoh sepakbola mengenai Busquets yang ditulis di video itu :
  • Vicente Del Bosque : "If I was a footballer, I would like to be like Busquets."
  • Pique : "He is very precise with his passes, he never miss them, he never makes errors when passing the ball"
  • Xavi : "He's also the first give you the ball and you think : how he has seen me? It's just not possible."
  • Iniesta : "Busi often reads a game so well that I can't believe it when he sees a move so early."
  • Luis Menotti : "The first time I saw him I called a friend and told him I saw a kind of football player that had dissapear."
  • Pep Guardiola : "First name on the Barcelona team sheet? Sergio Busquets."
Sebagai gelandang bertahan, tugas utama Busquets pastilah memperkuat barisan pertahanan. Dalam menjalankan tugas ini, Busquets mampu melakukan tackling sempurna, marking dan pressing yang ketat, merebut bola dengan baik, dan positioning yang tepat. Didukung postur tubuh yang tinggi dan cepat, Busquets-lah yang berperan paling vital dalam memutus pergerakan bola lawan, berperan sebagai ball winning midfielder. Sebagai pemain tengah, dia memiliki kemampuan melakukan passing yang cepat dan akurat, ball-keeping yang bagus, serta kebisaan membaca posisi dan pergerakan, baik lawan maupun kawan. Tak heran jika Xavi dan Iniesta yang jago passing pun cukup terkesima dengan kecepatan reaksi Busquets dalam menerima dan mendistribusikan bola.

Busquets juga seringkali diplot sebagai bek tengah, baik secara terang-terangan maupun praktek di lapangan. Ketika kekurangan bek tengah, Busquets pernah diposisikan sebagai bek tengah murni. Hal itu membuat Busquets tidak canggung ketika dalam prakteknya menjadi bek tengah atau bahkan sweeper, mengisi celah di antara dua bek tengah murni yang bergerak melebar, meskipun awalnya ditempatkan sebagai gelandang bertahan. Adanya Busquets juga membuat Guardiola cukup tenang ketika memainkan formasi 3-4-3, karena kesigapannya berubah posisi untuk lebih mundur, dan mengubah formasi menjadi 4-3-3.

Maka tak berlebihan jika Xavi lantas menyebut Busquets sebagai kunci keberhasilan Barcelona sehingga bisa seperti saat ini. Oke, kadang dia memang melakukan diving dan reaksi berlebihan ketika dilanggar (atau bahkan ketika tidak dilanggar), namun skill seorang Sergio Busquets tetap sangat layak diapresiasi, bahkan dengan level yang tidak lebih rendah daripada para pemain fairrated lainnya seperti Xavi dan Iniesta. Apalagi di usia yang belum menginjak 25, masa depan Busquets, Barcelona, dan timnas Spanyol masih terbentang luas dengan cahaya yang cerah.

22 Desember 2011

Manchester Di Los Angeles

Guyuran uang kas tak terbatas untuk Manchester City membuat polarisasi penggemar sepakbola di kota Manchester terhadap United sedikit tergoyahkan. Keberhasilan City mengalahkan United di Old Trafford dengan skor meyakinkan, 1-6, membuat banyak yang meramalkan bahwa City segera menjadi sebuah kekuatan baru di Liga Inggris. Peluang tetangga berisik itu untuk menjadi tim besar terbuka lebar. Tidak lagi menjadi tim yang sekedar numpang di kotanya United, sang penguasa Liga Inggris.

Hal yang sama rupanya juga terjadi di NBA, tepatnya di kota Los Angeles. Tiap kali menghubungkan Los Angeles dengan basket, maka pasti akan muncul nama : Lakers. Tidak banyak yang mengajukan nama tim tetangga yang menghuni kota yang sama, yaitu Clippers. Meskipun telah ada bertahun-tahun, kiprah Clippers tak pernah beredar di jalur juara NBA. Suatu hal yang sangat kontras dengan LA Lakers. Jika tidak banyak nama beken yang pernah mampir di Clippers, maka Lakers pernah dihuni pemain legendaris seperti Wilt Chamberlain, Kareem Abdul-Jabbar, Magic Johnson, Shaquille O'Neal, dan yang terkini, Kobe Bryant.

Musim 2011/2012 ini menjadi musim yang sangat bersejarah untuk Clippers. Setelah Lockout selesai, Clippers berhasil melakukan mega transfer yang sangat penting. Mereka sukses mengikat kontrak salah satu playmaker terbaik NBA saat ini, yang sebelumnya justru diburu oleh LA Lakers. Clippers kini diperkuat oleh anggota All Star empat kali, Chris Paul. Bersamaan dengan CP3, Clippers juga menggaet Chauncey Billups dari New York Knicks dan Caron Butler dari Dallas Mavericks. Tiga superstar ini melengkapi bintang-bintang Clippers sebelumnya seperti Blake Griffin sang juara Dunk Contest 2011, DeAndre Jordan sang center yang atletis, dan Mo Williams yang bisa berperan sebagai playmaker dan three pointer.

Performa mereka langsung menjanjikan ketika menjalani pertandingan pertama di pre season NBA, melawan sang tetangga, Lakers. Meskipun bermain di Stapless Center, kandang Lakers, Clippers begitu perkasa dan sangat dominan. Dikomandani Chris Paul yang mengungguli Lakers di playmaking, Clippers juga dominan di dalam melalui Blake Griffin dan DeAndre Jordan, serta lebih jitu dalam melakukan shooting dari seluruh titik. Intinya, Clippers terlihat sangat komplit dan kompak. Hasilnya, Lakers dikalahkan dengan skor telak, 114-95, di kandang mereka sendiri.

Jika sebuah tim sudah dihuni seorang playmaker handal seperti CP3 dan didukung sekawanan pemain berbakat yang lengkap di semua lini, maka tim itu punya potensi besar untuk meledak. Miami Heat punya big three, tapi lemah di playmaker. Chicago Bulls punya Derrick Rose, New Jersey Nets punya Deron Williams, tapi sama-sama relatif minim dukungan. Dallas Mavericks punya skuad juara musim lalu, namun sudah cukup menua. Lakers punya Kobe Bryant, tapi kurang kuat di dalam dan melemahnya Derek Fisher karena faktor usia. Kesimpulannya, Los Angeles Clippers saat ini menjadi kuda hitam yang siap menyodok ke atas untuk bersaing menuju juara, bukan lagi sebagai pelengkap saja. Jika United tersaingi oleh City di Manchester, maka Lakers juga punya rival berat di Los Angeles, yaitu Clippers.

20 Desember 2011

Messi BUKAN The Next Maradona

Maradona memang salah satu legenda terbesar dalam sepakbola dunia. Lari yang gesit, dribble cantik, dan insting gol hebat, plus sederet tropi yang dia menangkan membuatnya dipuji oleh dunia, dan menjadi debat kusir yang tak kunjung habis ketika membandingkannya dengan Pele, legenda dunia lainnya. Kemampuannya memimpin timnas Argentina menjuarai Piala Dunia di tahun 1986 membuat Maradona menjadi figur nomor satu dalam sejarah Argentina. Setelah Maradona pensiun, para pemain muda Argentina yang menjanjikan seringkali dilabeli "The Next Maradona", dengan harapan pemain tersebut mampu menjadi legenda yang lain, dan membawa kejayaan pada Argentina. Pemain-pemain yang pernah dijuluki The Next Maradona antara lain : Juan Roman Riquelme, Javier Saviola, Ariel Ortega, Pablo Aimar, dan Sergio Aguero. Namun dari sekian nama itu, yang dianggap paling cocok adalah : Lionel Messi.

Aksi Maradona memang tidak terekam banyak seperti era sepakbola saat ini. Aksinya yang paling melegenda dan cukup diingat adalah ketika mencetak gol tangan tuhan dan mencetak gol setelah melakukan dribble melewati lima pemain bertahan Inggris. Uniknya, dua hal itu telah dilakukan pula Messi. Ditambah badan kecil dan kecepatan drible menawan, Messi dirasa paling mewakili sosok Maradona di jaman ini. Namun saya sangat tidak setuju. Kenapa? Mari kita bahas.

Pertama, Maradona dan Messi berjaya di jaman yang berbeda, sehingga tidak akan pernah terjadi perbandingan apple to apple. Bayangkan jika Maradona hidup di masa sekarang, mampukah dia melakukan aksi-aksi hebatnya itu? Saat ini ada banyak sekali pemain bertahan yang memiliki kemampuan lebih dalam membaca pergerakan striker cepat, baik dengan man to man marking, maupun zone defense. Pada masanya Maradona bebas berkelit-kelit, tapi sekarang? Sebuah pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab. Kedua, saya ragu bahwa Maradona bisa melakukan magic-nya secara konsisten. Oke, gerakan dribble mautnya melewati lima pemain bertahan itu memang menawan, tapi apakah dia melakukan itu secara terus menerus, melawan tim manapun? Ketiga, dokumentasi yang terbatas tentang segala hal mengenai Maradona membuat kisah heroik Maradona hanya tersebar dari mulut ke mulut. Hal ini akan menyebabkan bias. Keempat, karir Maradona sebagai pemain sudah berakhir, sementara Messi bahkan belum berada di usia emas. Kelima, Maradona memiliki kepribadian yang cukup berbeda dengan Messi. Maradona pernah tergantung pada narkoba, sementara Messi hingga saat ini mempunyai kehidupan pribadi yang lempeng-lempeng saja.

Oke, Maradona memang legenda tak terbantahkan dan pastinya sangat hebat. Ketika Messi mulai menanjak, bisa jadi Messi dianggap sebagai penyandang gelar "The Next Maradona" paling sesuai. Namun kini Messi tidak lagi layak disebut demikian. Messi ya Messi, bukan "The Next Blablabla". Gelar "The Next" berarti pemain baru itu selalu berada di bayang-bayang pemain lama. Messi sudah mencapai level legenda yang sama dengan semua legenda sepakbola dunia lainnya. Sebut saja Maradona, Pele, Marco Van Basten, Ferenc Puskas, Lothar Mattheus, Ronaldo, Ronaldinho, hingga Zinedine Zidane. Messi adalah pemain yang memiliki karakter berbeda dengan pemain-pemain lain. Dia bisa menampilkan sihirnya melalui permainan sederhana namun sangat efektif, efisien, dan konsisten. Meskipun para pemain bertahan sudah mengantisipasi dan mengetahui gerakannya, Messi tetap sulit untuk dihadang. Seringkali Messi harus dijaga 2 hingga 5 orang sekaligus, atau pemain bertahan harus menjatuhkan Messi untuk menghentikannya. Messi juga seorang team player yang pandai membaca pergerakan rekan setim. Kekurangan Messi yang paling sering dibicarakan adalah ketidakmampuannya membawa Argentina ke level tertinggi. Namun jika terpaksa kita bandingkan, Maradona meraih gelar juara dunia satu-satunya ketika berusia 26 tahun. Sementara saat ini Messi masih berusia 24 tahun. Karirnya masih terbentang panjang, dan masih banyak yang bisa terjadi.

Di usia yang belum mencapai peak performance ini, Messi telah mengumpulkan seluruh gelar yang mungkin diraih bersama Barcelona. Secara individupun Messi telah mendapat pengakuan dunia melalui gelar pemain terbaik dunia dua kali berturut-turut, dan belum berhenti. Mari kita tidak mengesampingkan peran rekan-rekan setim dan para pelatih Barcelona, namun tak bisa dipungkiri bahwa Messi punya peran yang sangat penting. Barcelona memang tetap hebat tanpa Messi, namun bersama Messi Barcelona memiliki dimensi permainan yang berbeda.
So, menurut saya saat ini Maradona tak lagi layak untuk menyebut Messi sebagai titisan dirinya. Messi tidak lebih rendah darinya. Messi (paling tidak) sejajar, atau bahkan lebih tinggi. Messi is "The New Messi".

14 Desember 2011

False Nine Role

Seringkali saya membaca bahwa salah satu faktor suksesnya Lionel Messi di Barcelona adalah karena keberhasilannya memerankan posisi False Nine. Istilah ini terasa keren dan cukup asing buat saya yang ga bisa main bola, dan membuat saya sangat penasaran. Akhirnya dengan bantuan mbah google, saya mencoba untuk mensarikan gambaran posisi False Nine ini.

False Nine sendiri konon diperkenalkan oleh Mathias Sindelar, seorang pemain dari Austria, sekitar awal abad 20. Ide utama posisi ini adalah dengan memposisikan seorang penyerang tunggal (yang biasa bernomor 9) untuk bisa lebih bermain ke belakang, mendekati atau bahkan sejajar dengan posisi pemain tengah. Posisi striker yang mundur ke belakang inilah yang akan meninggalkan dilema untuk bek tengah lawan. Jika ia maju, maka akan meninggalkan celah cukup lebar di belakang untuk dieksploitasi oleh pemain sayap, pemain tengah, ataupun si striker itu sendiri dengan kecepatannya. Sementara jika bek tetap di belakang, maka striker False Nine tadi akan bebas mengembangkan kreatifitasnya. Apabila striker False Nine dijaga oleh salah satu pemain tengah lawan, maka otomatis ada pemain tengah penyerang yang bebas tak terkawal. Ini juga bisa menjadi sangat berbahaya.

Meskipun pola tersebut terlihat sangat berbahaya ketika digunakan oleh Barcelona, namun tidak semua tim bisa mengaplikasikan strategi serupa, karena formasi ini memerlukan kerjasama tim yang sangat kompak, dengan kemampuan untuk bermain di berbagai posisi. Striker False Nine harus memiliki kecakapan bermain di tengah, diperlukan juga striker yang bisa bergerak dari sayap dan mampu menjalankan peran sebagai winger dan striker sekaligus. False Nine juga memerlukan personil-personil dengan atribut ball keep dan passing yang memadai.

Begitulah kira-kira yang saya dapatkan dari berbagai sumber, tanpa terlebih dahulu mencoba mempraktekkan. Jika ada yang lebih paham dan mencoba menambah, mengkoreksi, menyalahkan, saya bakal dengan sangat senang hati mengetahuinya. Semoga berguna.

11 Desember 2011

Carles Puyol, Sang Playmaker Mental

Messi adalah superstar barca peraih 2 gelar pemain terbaik dunia berturut-turut. Xavi adalah maestro dari permainan sempurna Barcelona yang seringkali luput dari perhatian. Jika Messi sudah diakui semua orang sebagai pemain ekselen, maka Xavi seringkali underrated, dan tidak disadari betapa penting peran yang dia mainkan dalam sistem permainan Total Football ala Barcelona. Xavi adalah sosok playmaker yang mengatur tempo permainan Barcelona, mampu menyuruh rekan timnya untuk bergerak sesuai keinginannya dengan passing-passing yang terukur dan terarah, sebagai inti dimulainya permainan menyerang Barcelona, dan tempat kembalinya bola jika pemain lain mengalami stagnasi.

Carles Puyol

Namun sejatinya ada sosok yang tak kalah penting, dan lebih underrated daripada seorang Xavi. Dia adalah : Carles Puyol. Ya, dia memang beberapa kali mendapat gelar defender terbaik baik Eropa dan Dunia. Ya, dia adalah kapten barcelona sejak 2004. Ya, dia adalah salah satu pemain paling senior di starting lineup barcelona, namun sejatinya peran Puyol lebih besar dari itu. Jika Messi adalah superstar terpenting, jika Xavi adalah playmaker pengatur permainan, maka Puyol adalah 'playmaker mental' para pemain Barcelona. Sehebat apapun seorang pemain, kemampuannya tak akan tampil optimal tanpa kondisi mental yang baik. Xavi yang jenius pun tidak akan berfungsi baik jika tidak ada rekannya yang percaya. Deretan pemain belakang terbaik juga tidak akan efektif tanpa koordinasi yang baik. Seorang Puyol mampu menjaga itu semua. Puyol adalah pemain yang dihormati seluruh pemain, mampu memberikan kepercayaan sekaligus dipercaya, mampu menyatukan keinginan para pemain dalam satu visi, mengkoordinir pertahanan, serta membangkitkan semangat pemain ketika melakukan kesalahan, sehingga menjadi kembali termotivasi untuk memperbaiki kesalahan tersebut, dan justru menjadi hal positif untuk tim.

Mungkin ada pemain bertahan lain yang memiliki kualitas permainan Puyol, namun tidak banyak yang mampu menggantikan peran psikologisnya. Seringkali Barcelona bermain kurang greget dan tidak stabil meskipun bermain full team, karena absennya Puyol. Sebaliknya, adanya Puyol mendorong pemain yang diturunkan untuk bermain baik, siapapun dia, baik senior maupun junior. Simak saja kondisi Barcelona ketika ditinggal Puyol karena cidera di beberapa pertandingan awal La Liga musim ini. Beberapa kali Barcelona bermain standar dan mengecewakan. Kondisi berbeda terjadi di El Clasico tanggal 10 Desember 2012 lalu. Ketika Barcelona tertinggal lebih dulu lewat gol Benzema akibat keteledoran Valdes dalam menendang bola, yang dilakukan pertama kali oleh Puyol adalah memberikan semangat, menyampaikan pada rekannya bahwa kesalahan ini sudah terjadi, dan harus tetap menjaga fokus untuk lebih konsentrasi agar kesalahan tersebut segera ditebus. Memanfaatkan momen negatif untuk hal yang lebih positif, bukan sekedar menyesali atau bahkan menyalahkan rekan. Pique pernah berpendapat tentang Puyol : "He's someone who, even if you're winning 3–0 and there's a few seconds left in the game will shout at the top of his voice at you if he thinks your concentration is going". Ditambahkan juga oleh rekan yang lain : "Even four goals down he thinks we can still win".

Peran pemimpin seperti ini sangat vital untuk sebuah tim agar bisa menjadi besar, karena pemain seperti ini bisa menularkan karakter kepada seluruh elemen dalam tim. Banyak sekali tim bernama besar yang berisi pemain-pemain hebat yang tidak mampu menjadi tim berkarakter karena kurangnya leadership di lapangan. Real Madrid adalah salah satu contohnya. Manchester United juga hingga sekarang belum mampu mengatasi kehilangan Roy Keane. Saya rasa itu pula yang terjadi pada timnas Inggris, Argentina dan Portugal.

Di Barcelona sendiri, Messi masih akan bersinar dalam jangka waktu yang cukup lama, Xavi juga sudah cukup bisa digantikan nanti oleh Fabregas atau Thiago. Skuad yang lain pun rata-rata masih berusia muda. Yang harus lebih diantisipasi dan dipersiapkan dengan baik demi stabilitas prestasi Barcelona adalah pengganti Puyol nanti, bukan dari sisi individu, namun pada peran Puyol sebagai seorang 'Playmaker Mental'.

El Clasico Tanpa Drama

 (from youtube)

Sebuah kemenangan penting berhasil diraih Barcelona atas Real Madrid dalam El Clasico pertama La Liga musim ini. Selain memangkas selisih poin paling tidak sebanyak 3, kemenangan ini begitu manis karena terjadi di Santiago Bernabeu, markas Real Madrid. Hasil ini menjadi bukti bahwa dalam kekuatan penuh, Barcelona masih menjadi yang terbaik di Spanyol, karena bisa mengalahkan sang pemimpin klasemen yang sedang hot-hot nya di kandang mereka sendiri. Morale, semangat, motivasi dan determinasi para pemain bisa terdongkrak sangat tinggi, dan lebih siap untuk bersaing memperebutkan gelar Juara La Liga. Saat ini Barcelona untuk sementara memimpin klasemen, meskipun memiliki poin yang sama dengan Real Madrid, karena memiliki selisih gol yang lebih baik, namun Madrid masih memiliki satu tabungan pertandingan. Jika Madrid berhasil memenangi pertandingan lawan Sevilla, maka selisih poin Barcelona dan Madrid akan menjadi tiga. Sebuah jarak yang sangat baik untuk kompetisi, dan juga baik untuk Barcelona karena masih menyisakan satu El Clasico di Nou Camp. Tiga poin adalah selisih yang sangat ketat, dan sama-sama menjadi motivasi untuk Real Madrid dan Barcelona. Madrid akan bermain ngotot di tiap pertandingan supaya tidak terkejar, sementara Barcelona akan mati-matian memangkas jarak tersebut.


Di El Clasico ini, Barcelona sudah diperkuat seluruh skuad inti. Carlos Puyol, Gerard Pique, Cesc Fabregas dan Alexis Sanchez yang sempat berkutat dengan cidera sudah bisa bermain penuh dan optimal. Sementara kali ini Mourinho menginstruksikan para pemainnya untuk benar-benar bermain sepakbola, tanpa banyak faktor X seperti yang terjadi di empat El Clasico terakhir. Real Madrid mencoba memainkan sepakbola taktis dengan passing dan pergerakan yang bagus. Tidak banyak lagi tackling keras agresif yang mengintimidasi, meskipun tetap tidak bisa dihapuskan sama sekali. Permainan Madrid tampak lebih 'dewasa'. Sayangnya strategi Mourinho ini belum bisa menandingi pola permainan sepakbola khas Barcelona ala Guardiola. Barcelona justru mampu mengembangkan permainan dengan sangat baik, sekaligus meredam pergerakan cepat dan kuat ala Madrid. Dan yang terasa paling berbeda, tidak terjadi sebuah drama yang selalu ada di beberapa El Clasico terakhir. Tentu saja 'drama' disini bukan berarti akting para pemain, namun lebih kepada sikap emosional yang tidak mampu ditahan para pemain sehingga memanaskan pertandingan. Tackling brutal tidak lagi bertebaran, meskipun Ramos dan Pepe masih setia dengan karakter khas nya yang sering terlambat melakukan tackling, dan Messi yang sempat melakukan tackling cukup keras kepada Xabi Alonso, sebuah hal yang jarang terjadi. Tidak ada lagi kartu merah yang dikeluarkan wasit, tidak ada ulah Mourinho yang bisa jadi headline media besok, tidak ada aksi diving lebay seperti yang dituduhkan kepada Dani Alves dan Sergio Busquets lalu, dan tidak ada isu-isu rasisme. Secara sportif, hal tersebut memang sangat bagus, tapi menjadikan aroma El Clasico kurang hangat, karena cerita menjadi berakhir setelah wasit meniup peluit panjang. Kecuali jika Mourinho kemudian membuat komentar yang menarik, seperti biasa.


Sempat tertinggal melalui gol cepat Karim Benzema akibat kesalahan Victor Valdes dalam menendang bola, Barcelona kemudian lebih menguasai permainan sekaligus mampu meredam eksplosifitas Ronaldo-Di Maria-Ozil-Benzema. Acungan jempol layak dilayangkan kepada Lassana Diarra dan Iker Casillas yang bermain gemilang. Diarra mampu meredam aliran bola Barcelona dengan tackling dan cara merebut bolanya yang agresif. Sayang akhirnya Diarra terkena kartu kuning yang memaksa Mourinho menggantikannya dengan Sami Khedira sebagai antisipasi adanya kartu merah. Iker Casillas beberapa kali menangkis serangan Barcelona melalui Messi, Xavi, dan Iniesta. Meskipun demikian, Messi akhirnya mampu memberikan sebuah assist manis kepada Alexis Sanchez yang kemudian membawa bola sedikit dan melesakkan tendangan meskipun dikawal dua pemain Madrid yang menghasilkan sebuah gol cantik. Gol kedua memang berbau keberuntungan, namun sebuah keberuntungan yang layak, karena Madrid memang sedang dalam keadaan terdesak. Tendangan spekulasi Xavi dari luar kotak penalti terkena kaki Marcelo, sehingga berbelok arah. Casillas yang terlanjur bergerak ke arah lain terlambat mengantisipasi bola tersebut meskipun bolanya mengalir pelan ke sudut gawang. Gol ketiga lahir berkat sebuah crossing akurat Dani Alves dan pergerakan bagus Fabregas dalam melepaskan diri dari kawalan bek. Meskipun ditempel ketat, Fabregas mampu menjangkau bola kiriman Dani Alves dengan kepala. Hasil 1-3 ini sekaligus menjadi pembuktian kualitas Fabregas dan Sanchez yang merupakan transfer teranyar Barcelona dengan harga tinggi, yang sanggup menggusur Pedro dan David Villa di starting lineup. Sekaligus memperpanjang rekor striker Barcelona yang mencetak gol di El Clasico perdananya, setelah Samuel Etoo (04/05), Thierry Henry (07/08), Zlatan Ibrahimovic (09/10) dan David Villa (10/11).

Sebuah motivasi untuk Barcelona supaya lebih stabil, dan alarm untuk Real Madrid untuk tidak terjegal lagi. Menarik untuk menunggu respon kedua belah pihak setelah El Clasico ini, baik untuk menghadapi La Liga maupun persiapan El Clasico selanjutnya secara khusus. Real Madrid tentu tidak akan rela kembali dipermalukan Barcelona di Nou Camp, sementara di saat yang sama Barcelona akan semakin padu dengan pilihan pola serangan yang lebih bervariasi. Real Madrid belum aman, Barcelona belum menyerah, dan La Liga (atau paling tidak Barcelona vs Real Madrid) masih seru.

Visca Barca!!!

08 Desember 2011

Bryant-Howard-Paul. Mungkinkah??

Pagi ini sangat tertarik dengan berita ini, yang mengatakan bahwa gosipnya Lakers tertarik untuk merekrut Dwight Howard dan Chris Paul, dengan konsekuensi merelakan Pau Gasol dan Andrew Bynum. Meskipun saya sangat menyayangkan hilangnya Pau Gasol jika transfer ini benar-benar terealisir, namun dua 'anak muda' tersebut adalah idola saya. Jika mereka bergabung bersama Kobe Bryant, maka ini akan menjadi Big Three favorit saya sepanjang masa.

Memang ada banyak fenomena big three yang pernah ada di NBA, namun hanya beberapa yang sempat saya tonton. Yang pertama adalah kombinasi Karl Malone - John Stockton - Jeff Hornacek. Kombinasi antara kuat-cerdik-jitu, namun sayang sekali mereka aktif di Jordan-era, sehingga selalu kandas di tangan Chicago Bulls. Yang kedua adalah Kevin Garnett - Paul Pierce - Ray Allen. Ketika mereka bergabung, saya juga merasakan euforia yang hampir sama. Mereka bertiga adalah veteran NBA yang sekaligus living legend, namun belum merasakan nikmatnya mendapatkan cincin juara, yang sangat layak mereka dapatkan. Musim lalu, LeBron James dan Chris Bosh bergabung bersama Dwyane Wade di Miami Heat membentuk big three yang baru, meskipun belakangan saya merasa lebih cocok disebut big two and a half. Berangkat sebagai superstar di klub masing-masing (James di Cavs dan Bosh di Raptors), mereka menjadi magnet baru di NBA.

 (Pierce-Garnett-Allen, Celtic's Big Three)

Namun dari semua big three yang pernah saya lihat (di tv, tentunya), maka Bryant-Howard-Paul akan menjadi yang paling menarik. Well, ini pasti sangat subyektif dan berbeda-beda tiap orang, paling tidak itu menurut saya. Bryant adalah superstar senior yang belum lama mampu membuktikan kepemimpinannya. Meskipun pernah meraih three-peat juara bersama LA Lakers, saat itu yang dominan adalah Shaquille O'Neal. Ketika O'Neal pindah, Lakers pun melemah. Perlu waktu tujuh tahun bagi Bryant untuk membuktikan kapasitasnya dengan membawa Lakers menjuarai NBA, kali ini dengan dia sebagai leader sekaligus meraih MVP. Saat ini, Bryant adalah superstar matang yang memasuki masa penurunan kualitas teknik namun meningkat dalam kedewasaan permainan. Hal ini sangat cocok dikombinasikan dengan kualitas pemain muda yang powerfull dan eksplosif.

 Kobe Bryant

Dwight Howard menyita perhatian saya di slam dunk contest pertamanya, tahun 2007. Meskipun tidak menang, Howard tampil memukau dengan aksi kreatifnya, yaitu melakukan dunk sambil menempel stiker di pojok kiri atas papan ring. Memang saat itu banyak yang tidak menyadari kehebatan aksi tersebut, karena saya rasa waktu itu tidak banyak yang bisa diharapkan dari dunk contest NBA yang memasuki masa-masa jenuh. Kreatifitas Howard kembali dibuktikan di slam dunk contest berikutnya, dimana dia mengenakan sayap Superman, dan melakukan aksi yang sangat memorable, yaitu melompat dari garis free throw untuk nge dunk. Yah mungkin banyak yang kurang puas karena Howard lebih seperti melempar bola daripada menyentuh ring, namun aksi tersebut tidak mudah dilakukan untuk orang dengan ukuran sebesar dia. Namun segala aksi hiburan ini tidak akan berarti banyak apabila tidak berguna di lapangan. Hal itu terbantahkan oleh aksi Howard. Secara fisik, Howard sangat unik karena bertubuh tinggi besar (211 cm, 120 kg), namun sangat atletis, cepat, dan memiliki vertical leap yang tinggi (100cm). Dengan bekal tubuh tersebut, Howard telah tiga kali memimpin skor rebounds per game, dua kali memimpin blocks per game, mencetak rekor sebagai pemain pertama yang meraih lima kali total rebound terbanyak, serta tiga kali berturut-turut meraih NBA's Defensive Player Of The Year. Meskipun masih punya beberapa kelemahan khas center, Howard diyakini akan mampu menjadi center yang dominan dalam tahun-tahun ke depan.

 Dwight Howard

Chris Paul adalah salah satu playmaker muda terbaik di NBA, yang saat ini memang sedang dibanjiri playmaker berbakat. Paul mampu membawa New Orleans Hornets menjadi tim yang sangat kuat dan ditakuti meskipun tanpa banyak superstar. Dengan visi dan kreatifitas dan kepemimpinannya, Hornets menjadi sebuah tim yang solid dan kuat. Selain visi dan kreatifitas, Paul juga sangat hebat untuk urusan assist dan steal. Dia pernah dua tahun berturut-turut memimpin raihan steal dan assist terbanyak. Pemain seperti Paul adalah elemen yang sangat penting dalam sebuah tim, karena mampu mempersatukan semua potensi kekuatan tim, serta mengeksploitirnya.

 Chris Paul

Kobe Bryant si Shooting Guard dewasa dan atraktif, Dwight Howard si Center besar yang atletis, dan Chris Paul si Point Guard kreatif dan cerdik, jika dikombinasikan akan menghasilkan tim yang kuat dan dominan, serta menghibur. Bergabungnya mereka akan membuat saya kembali memfavoritkan Lakers menjadi juara NBA musim 2011/2012. Akankah itu terjadi? Saya rasa cukup menarik untuk ditunggu, bersamaan dengan menariknya transfer-transfer NBA lainnya. Makin banyak kejutan, makin mengasyikkan. I Love This Game.

El Clasico Tak Lama Lagi

Salah satu partai terbesar dan paling ditunggu di seluruh dunia musim ini adalah El Clasico. Tahun lalu El Clasico yang terjadi hingga lima kali, dan semuanya meninggalkan cerita yang memorable. El Clasico pertama terjadi di Nou Camp, dan hasilnya cukup memalukan untuk Real Madrid, karena Madrid digelontor lima gol tanpa balas. Hasil ini membuat Mourinho cukup waspada, sehingga di empat El Clasico selanjutnya berlangsung sangat ketat dan hasilnya seimbang, masing-masing satu kemenangan untuk keduanya, dan dua kali seri.

Musim ini kondisi nya cukup berbeda, karena Real Madrid akan menghadapi Barcelona dengan bekal posisi pemimpin klasemen sementara Liga Spanyol, dengan mengumpulkan tiga angka lebih banyak plus satu surplus pertandingan dari Barcelona di posisi kedua. Real Madrid juga menunjukkan performa lebih meyakinkan dengan tak terkalahkan di 15 partai terakhir, semuanya dengan kemenangan meyakinkan. Sementara Barcelona tampak lesu darah dan nampak seperti kurang motivasi untuk merebut kemenangan demi kemenangan.

Mourinho yang ahli dalam menyusun pertahanan mampu menunjukkan sebuah skema penyerangan yang sangat cepat dan kuat. Dengan trio Ronaldo-Di Maria-Higuain/Benzema di depan, pemain lain seperti tinggal mendorong bola ke depan untuk selanjutnya dikejar, diolah, dan dikonversi menjadi gol oleh tiga pemain tadi. Madrid juga memiliki gelandang penghubung belakang-depan yang tangguh dalam diri Xabi Alonso, serta kejelian visi seorang Kaka atau Mesut Ozil. Apalagi sekarang Cristiano Ronaldo tidak lagi se egois dulu. Dia bukan lagi seorang one-man-show seperti yang dia tampakkan selama ini. Ketika kemampuan komplit nya bisa digabungkan dengan visi yang bagus, maka seorang Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain terbaik sepanjang masa.

Tapi jangan salah, Barcelona adalah tim hebat yang relatif stabil dalam tiga tahun terakhir. Cideranya banyak pemain di awal musim memang sangat mempengaruhi performa Barcelona, namun saat ini para pemain tersebut tidak hanya sudah sehat, tapi juga mulai kembali ke performa terbaiknya. Pique-Puyol adalah pasangan bek tengah terkuat dunia saat ini sudah kembali sehat. Alexis Sanchez yang dianggap memiliki kemampuan hampir setara dengan Messi meskipun masih perlu digali lagi sudah menunjukkan kehebatannya dengan mencetak dua gol tendangan melengkung berkelas. Ditambah skuad kuat yang sudah ada, maka ini akan menjadi bekal sekaligus tantangan serius bagi Barcelona untuk bisa mengalahkan tim yang berkembang makin baik tahun ini.

Jika Barcelona memiliki sekumpulan pemain dengan kemampuan passing yang jitu dan taktis, maka Real Madrid memiliki sejumlah pemain yang mampu mengejar bola, kemanapun bola itu, dan seliar apapun arahnya. Jika Barcelona mengandalkan penguasaan posession dan pergerakan cantik, maka Real Madrid berbekal kecepatan dan teknik individu mumpuni. Jika Barcelona berusaha bertahan dengan tidak membiarkan lawan menguasai bola, maka Real Madrid lebih tebal dalam menyusun tembok pertahanan, untuk kemudian berusaha merebut bola secara agresif dan menyusun sebuah serangan balik yang cepat.

Musim lalu Barcelona memiliki standar permainan sangat tinggi, namun musim ini hampir terkejar oleh Madrid. Pertanyaannya, mampukah Barcelona bersama para pemain binaannya meningkatkan performa dan mengalahkan Madrid kembali? Ataukah Madrid yang mampu menunjukkan bahwa sekumpulan pemain bintangnya yang mahal lebih layak dijuluki tim super dari Spanyol? Sangat menarik untuk ditunggu.

Visca Barca !!!

MU (Memang) Krisis

Dini hari tadi, MU yang seharusnya hanya butuh hasil imbang melawan Basel untuk lolos ke fase knockout Liga Champion Eropa secara (tidak terlalu) mengejutkan justru kalah dengan skor 1-2. Hasil ini memaksa MU harus puas berlaga di Liga kasta kedua Eropa musim ini. Meskipun telah bermain dengan kekuatan penuh, MU gagal menorehkan hasil positif di Liga Champion. Bahkan sebenarnya MU juga telah bermain buruk di lima partai terakhir Liga Inggris. Paska kekalahan telak atas Manchester City, MU hanya berhasil mencetak satu gol di tiap pertandingan, sebagian juga tidak berasal dari open play yang rapi. Kelemahan utama MU adalah lemahnya lini tengah. Di awal musim sebenarnya MU tampil cukup menjanjikan dengan sederet pemain mudanya yang berbakat. MU mampu menampilkan permainan terorganisir dengan passing-passing pendek yang cepat dan pergerakan taktis. Kehilangan Scholes dan menuanya Giggs cukup bisa digantikan dengan baik oleh Tom Cleverley. Namun kemudian cideranya Cleverley ternyata membawa dampak signifikan pada kekuatan lini tengah. Tampilan menjanjikan di awal musim tidak lagi nampak, terlebih sejak kekalahan menyakitkan di derby Manchester tersebut.

Dengan performa seperti dua bulan terakhir, rasanya hal yang harus dipikirkan oleh Sir Alex bukanlah perburuan gelar juara, namun mendahulukan perbaikan performa tim. Lini tengah yang lemah sangat berpengaruh terhadap kinerja para penyerang MU. Sir Alex bukanlah tidak menyadari itu. Formasi pemain tengah yang berubah-ubah, dan digesernya Rooney menjadi pemain tengah cukup menggambarkan kekhawatiran dan ke-'panik'-an Sir Alex. Mungkin Rooney memang pada dasarnya punya kemampuan untuk bermain di tengah dan menjadi playmaker, namun masih perlu penyesuaian, dan bagaimanapun juga Rooney lebih pas di posisi aslinya, striker atau sedikit di belakangnya.

Dengan serangkaian hasil mengecewakan tersebut saya rasa akan mendorong Sir Alex untuk melakukan reformasi kecil, entah dalam bentuk seperti apa. Cleverley baru bisa bermain lagi kurang lebih dalam jangka waktu satu bulan, sementara modifikasi stok lini tengah yang ada tidak menjanjikan sebuah harapan, maka sepertinya pembelian pemain akan menjadi salah satu opsi yang akan sangat dipertimbangkan. Nama Wesley Sneijder sepertinya masih layak untuk dimunculkan. Performa Inter Milan yang kurang menggigit musim ini bisa jadi membuat Sneijder makin yakin untuk pindah. Mario Gotze atau Eden Hazard adalah dua nama alternatif yang sangat menarik, karena skill nya yang luar biasa di usia yang masih sangat muda. Bagaimanapun, Sir Alex sudah teruji bertahun-tahun dalam menghadapi situasi sesulit ini, maka saya pribadi sangat menunggu responnya atas kondisi MU yang sedang krisis ini. Mungkin memang saat ini buruk, tapi pasti itu tak akan berlangsung lama. In Fergie we trust.

Glory, Glory, Manchester United!!!

06 Desember 2011

Barcelona Membangun Masa Depan

- Ini bukan sekedar kemenangan, ini adalah konstruksi masa depan -

Highlight Barcelona - Bate Borisov, dari youtube

Dini hari tadi (7-12-11) Barcelona berhasil mengalahkan Bate Borisov dengan skor telak, 4-0. Memang Barcelona bermain di Nou Camp, dan BATE bukanlah tim besar eropa, namun kemenangan ini tetap mengesankan. Ini bukan sekedar kemenangan, tapi ini adalah sebuah konstruksi masa depan.

Telah memastikan lolos dari fase grup serta mempersiapkan stamina jelang El Clasico, Barcelona memainkan mayoritas pemain muda. Hanya Maxwell dan Pinto yang berusia diatas 25 taun. Dua pemain itu pula lah yang tidak berasal dari La Masia. Selain itu hanya Pedro dan Thiago yang sering bermain di Tim inti Barcelona. Selebihnya adalah barisan pemain muda didikan La Masia. Duet bek tengah Andreu Fontas dan Marc Muniesa, Martin Montoya di bek kanan, duet Jonathan Dos Santos dan Thiago Alcantara di tengah, Pedro Rodriguez dan Isaac Cuenca di sayap, serta duet Rafinha Alcantara dan Sergi Roberto sebagai penyerang. Hasilnya pun sangat positif, selain menang besar, Barcelona muda ini mampu mempertahankan 70% possession. Gol-gol Barcelona yang dicetak oleh Sergi Roberto, Martin Montoya, dan dua gol oleh Pedro membuat Barcelona lolos sebagai juara grup.

Dengan terbuktinya kekuatan para pemain muda ini, maka masa depan Barcelona, dan bahkan Spanyol, terlihat cukup cerah. Tak perlu berpikir menghabiskan banyak uang untuk membeli pemain bintang, karena ternyata bisa mencetak sendiri, dengan jumlah yang besar, bukan hanya satu-dua pemain saja. Kalaupun nanti ternyata pemain-pemain ini gagal bersaing dengan para seniornya, maka bukan tidak mungkin nilai pemain tersebut menjadi cukup tinggi ketika dijual ke tim lain. Sebuah nilai positif untuk keuangan tim. Ketika para pemain ini sudah berada di tim lain, maka sedikit banyak juga akan terjadi transfer ilmu, dan akan menimbulkan persaingan yang positif, dan makin memanjakan para penggemar sepakbola. Sebuah efek domino yang sangat bagus. Kecemerlangan ini adalah refleksi nyata kesuksesan Barcelona dalam merancang dan membangun masa depan.

04 Desember 2011

Spain For EURO 2012!!!

Hiburan Sepakbola selama jeda liburan kompetisi liga di Eropa bulan Juni-Agustus 2012 akan diramaikan dengan adanya Piala Eropa. Berikut adalah hasil undian pembagian grup :

Grup A : Polandia, Yunani, Rusia, Rep. Ceko
Grup B : Belanda, Denmark, Jerman, Portugal
Grup C : Spanyol, Italia, Rep. Irlandia, Kroasia
Grup D : Ukraina, Swedia, Prancis, Inggris

Jika dilihat dari hasil tersebut, maka sepertinya persaingan paling ketat akan terjadi di Grup B. Belanda dan Jerman tampil sangat mengesankan di Piala Dunia 2010 lalu. Dengan skuad yang muda, Belanda dan Jerman mampu menyuguhkan sepakbola atraktif yang indah, eksplosif, dan efektif. Saya rasa (ingin, lebih tepatnya) Belanda dan Jerman akan kembali memperlihatkan penampilan positif dan lolos ke fase selanjutnya. Meski begitu, Portugal tidak bisa disepelekan. Dipimpin salah satu pemain terbaik dunia saat ini, Cristiano Ronaldo, Portugal jelas merupakan kekuatan besar. Ditambah sederet pemain bagus lainnya, Portugal diharapkan mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka layak menjadi kandidat juara. Sementara Denmark sepertinya menjadi tim yang diatas kertas paling lemah. Namun sepakbola bukanlah permainan di atas kertas, maka Denmark akan selalu menjadi tim dinamit yang siap meledak kapan saja.

Jagoan saya tentu saja Spanyol, mengingat banyaknya pemain Barcelona yang ada disana. Diakui atau tidak, Barcelona connection berperan besar di timnas Spanyol. Peran sentral Xavi-Iniesta didukung Pedro-Villa di depan dan Puyol-Pique di belakang menjadi kekuatan utama Spanyol. Penambahan para pemain kunci dari Real Madrid malah akan membuat Spanyol menjadi semakin kuat. Cassillas adalah kiper terbaik dunia, Ramos adalah bek yang sangat agresif dalam membantu penyerangan, serta Xabi Alonso yang merupakan jantung permainan Madrid. Ditambah David Silva yang sedang bersinar terang membawa Manchester City menjadi tim dominan di Inggris, maka saya rasa Spanyol adalah tim paling established, dan team-to-beat number one. Bergabung di grup A, saya kira Spanyol akan lolos bersama Italia ke babak selanjutnya.

Saya juga berharap Inggris mampu tampil bagus dan meyakinkan, meskipun tidak berharap banyak untuk jadi juara. Ditahbiskan sebagai negara asal terciptanya sepakbola, dan saat ini menjadi negara dengan Liga profesional terbaik di dunia, Inggris malah gagal untuk menjadi tim kuat di Eropa. Berlimpahnya pemain bintang yang kaya raya dianggap membuat para pemain tersebut tidak meletakkan seluruh hatinya ketika bermain untuk tim nasional. Selain itu kekurangan terbesar dianggap ada di posisi penjaga gawang. Namun saat ini sepertinya masalah-masalah tersebut sudah teratasi. Keringnya prestasi Inggris diharapkan mampu membawa para pemainnya memiliki motivasi yang sangat tinggi. Gemilangnya Joe Hart bersama Manchester City juga akan menimbulkan kepercayaan diri lebih baik di barisan pertahanan Inggris yang sangat kuat dikomandoi John Terry dan Rio Ferdinand. Berada di grup dengan kekuatan merata akan menjadi ujian awal bagi Inggris atas kiprahnya di Piala Eropa kali ini.

Selebihnya, saya sangat mengharapkan ada kejutan-kejutan seperti ketika Yunani menjadi juara Eropa tahun 2004, dan muncul bintang-bintang baru yang akan menjadi target transfer panas dari tim-tim besar Eropa.

02 Desember 2011

[FM] Lima Atribut Paling Penting Untuk Pemain

Rangkuman lima atribut paling penting dari tiap posisi di Football Manager adalah sbb :


Kiper :
reflexes, positioning, jumping, communication, command of area

Bek :
Cover : tackling, marking, anticipation, pace, acceleration
Stopper : tackling, heading, marking, aggression, bravery
Defend : marking, heading tackling, determination, composure
Ball player : tackling, marking, anticipation, passing, composure, decisions

Bek sayap :
Defend : marking, stamina, work rate, tackling, concentration
Suport : marking, stamina, work rate, tackling, crossing
Attack : marking, tackling, stamina, passing, crossing

Gelandang Bertahan :
Anchor Man : tackling, marking, strength, bravery, heading, jumping
Defensive Mid : tackling, marking, acceleration, pace, anticipation
Deep Lying Playmaker : passing, creativity, composure, tackling, first touch

Gelandang Tengah :
Defend : tackling, marking, strength, determination, bravery
Support : tackling, passing, stamina, work rate, team work
Attack : passing, creativity, dribbling, first touch, decisions
Ball Winning Mid : tackling, marking, strength, determination, bravery
Advanced Playmaker : creativity, passing, anticipation, dribbling, technique
Box to Box : stamina, tackling, passing, long shots, teamwork

Winger :
Support : crossing, dribbling, flair, off the ball, stamina
Attack : pace, flair, crossing, agility, decisions, dribbling
Inside Forward : passing, finishing, decisions, dribbling, pace, balance
Advanced Playmaker : passing, creativity, composure, tackling, first touch
Defensive Wingers : tackling, stamina, passing, crossing, pace

Gelandang serang :
Support : dribbling, flair, decisions, passing, long shots
Attack : pace, flair, agility, decisions, dribbling

Striker :
Poacher : finishing, composure, off the ball, acceleration, anticipation, pace, dribbling
Advanced forward : finishing, composure, flair, crossing, heading, off the ball, pace
Target Man : Strength, jumping, heading, bravery, finishing, composure, teamwork (long shots/stamina also quite important)
Deep Lying forward : balance, dribbling, passing, finishing, stamina, long shots, off the ball, creativity
Complete forward : strength, finishing, composure, off the ball, pace, dribbling, first touch, anticipation, heading
Trequarista : flair, finishing, technique, creativity, balance, passing, composure, first touch



sumber : http://www.kaskus.us/showpost.php?p=533372548&postcount=643

01 Desember 2011

[FM] Tipe-Tipe Goalkeeper

Penjaga gawang tidak memiliki banyak tipe. Hanya ada dua, dan tidak jauh berbeda, inilah dia :


1. Goalkeeper

Ini adalah tipe standar dari goalkeeper. Peran kiper ini adalah seperti kiper normal dengan tugas utamanya menjaga gawang dan mendistribusikan bola kepada rekan-rekannya untuk memulai serangan.

Atribut Kunci : (selayaknya kiper biasa), Reflexes, Handling, Aerial Ability, Rushing Out, One on one, dll.


2. Sweeper Keeper

Untuk lebih mendaya gunakan kiper dalam tim yang biasanya cenderung menyerang, kiper dengan peran ini mempunyai tugas lebih. Kiper yang berperan sebagai sweeper keeper akan mencoba keluar dari sarangnya dan menyapu (sweep) bola yang lolos dari garis pertahanan bek yang ada didepannya. Ini akan sangat berguna jika tim menerapkan Defensive Line (garis pertahanan) yang tinggi, sweeper keeper akan lebih berani keluar dari area-nya mengejar bola dan langsung mengumpannya kembali ke depan secepat mungkin untuk terus menjaga momentum serangan tim. Sweeper keeper tidak boleh lamban bergerak, jika tidak maka ia akan mudah dilewati atau dibuat mati langkah dengan bola lambung oleh penyerang lawan.

Atribut Kunci : Semua atribut penting kiper biasa dengan catatan 'Rushing Out' dan 'One on One' harus tinggi, Speed & Acceleration, Kicking, Anticipation


sumber : http://fmunity.com/content/player-role-fm-2010-goalkeeper