12 Oktober 2012

Messi 2.0

Messi 2.0 : Free Kick Machine - Total Barca



Free Kick Messi melawan Uruguay (TotalBarca)

So, the new level is just entered.

Meskipun telah meraih 3 gelar pemain terbaik dunia secara berturut-turut, banyak yang masih meragukan kemampuan Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia secara de facto. Banyak yang membandingkannya dengan sosok Cristiano Ronaldo, tidak sedikit juga yang mengkomparasikan kemampuannya dengan legenda dunia seperti Maradona dan Pele.

(from @footy_jokes)

Memang akan selalu ada kelemahan pada setiap pemain sepakbola. Messi pun begitu. Kelemahan yang paling sering dialamatkan padanya adalah tubuhnya yang kecil sehingga lemah dalam duel bola atas, trik sepakbola yang kurang lengkap, dan kemampuan tendangan bebas yang meragukan. Khusus untuk yang terakhir, Messi mulai membuktikan pada pengkritiknya bahwa mereka salah.

Belakangan ini, Messi sedang on fire dan sangat menikmati menendang bebas. Coba lihat beberapa video ini :

Free Kick melawan Real Madrid, 29-8-12

Free Kick melawan Real Madrid, 8-10-12

Dan yang terbaru :

Free Kick melawan Uruguay, 13-10-12

Tendangan bebas melengkung yang indah dengan cara yang cerdik. Sedikit mengingatkan kita pada Ronaldinho. Atau mungkin karena Messi memang banyak belajar dari eks rekan setimnya itu. Yang jelas, saat ini para bek harus lebih waspada lagi, bukan hanya dengan sekedar memarking ketat Messi dengan double (atau lebih) team, atau mini zonal defense khusus, atau permainan keras untuk menjatuhkannya, tapi juga harus mengantisipasi tendangan bebasnya yang terbukti sangat berbahaya.

Driblling maut sudah, pergerakan tanpa bola sudah, poacher handal sudah, playmaker sudah, pemberi assist sudah, rekor penampilan sudah, rekor gol sudah, passing pendek dan cepat sudah, lari cepat sudah, gol heading sudah, gol kaki kiri sudah, kini ditambah lagi dengan tendangan bebas menakutkan. Dan Messi masih muda. Potensinya masih bisa bertambah. Usianya bahkan belum mencapai rata-rata usia emas pemain depan dan tengah. Sportskeeda memberikan apresiasi tentang hal ini dengan menyertakan nama Lionel Messi dalam Top 20 Greatest Footballer to grace the beautiful game di posisi 13, sebagai satu dari dua pemain yang masih aktif, dan menyisihkan nama-nama seperti Romario, Marco Van Basten, dan Luis Figo, bahkan ketika usianya masih 25 tahun.

Mungkin sebaiknya kita memberikan kritik keras tentang hal-hal yang tidak bisa dilakukan Messi, supaya dia mendengarnya, lalu membuktikan bahwa kita salah.

Emmm, sudahkah Messi nonton Shaolin Soccer?

09 Oktober 2012

Kareem Abdul-Jabbar

Tulisan tentang basket di blog ini tidak terlalu banyak, apalagi tulisan tentang profil atletnya. Sosok pebasket yang ingin saya selidiki pertama kali melalui internet untuk kemudian saya rangkum di blog ini adalah seorang legenda NBA yang hanya bisa saya kagumi dari legacy-nya, karena saya tidak sempat menyaksikan caranya bermain. Dia adalah Kareem Abdul-Jabbar.

 

Kalimat yang menurut saya paling mendeskripsikan seorang Kareem Abdul-Jabbar adalah : center legendaris LA Lakers yang meninggalkan banyak rekor di NBA yang akan bertahan sangat lama. Memang tidak mewaliki semuanya, karena dia memang memiliki banyak cerita menarik.

Terlahir dengan nama Ferdinand Lewis Alcindor, Jr. di tahun 74, Abdul-Jabbar adalah pemegang rekor poin tertinggi NBA dengan catatan sebanyak 38.387 point, peraih enam cincin juara NBA, enam gelar MVP regular, 19 kali terpilih dalam All-Star dan bermain 18 kali diantaranya. Abdul-Jabbar juga memiliki rekor bertahan yang cukup baik, terbukti sebagai pemegang rekor ke-3 dalam rebound dan block sepanjang sejarah NBA, plus tercatat sebanyak sebelas kali masuk dalam NBA All-Defensive Player.

 Sky Hook Legendaris

Abdul-Jabbar memperkuat Milwaukee Bucks di tahun 1969 hingga 1975, lalu pindah ke LA Lakers hingga pensiun di tahun 1989. Sebagai center, dia memiliki badan yang terhitung kurus. Dengan tinggi 2,18 meter, berat badannya "hanya" sekitar 102 kg. Namun kekurangan ukuran tubuhnya ini mampu ditutupi secara sempurna dengan teknik, kekuatan, dan sky-hook nya yang sangat terkenal.

(Kareem Abdul-Jabbar Top 10 Plays - youtube.com)

Karena terlahir dari seorang ayah yang adalah pemain Jazz, Abdul-Jabbar juga menggemari Jazz. Baginya, Jazz adalah perlambang kegembiraan, meskipun lahir dari lingkungan yang justru jauh dari kebahagiaan itu sendiri. Jazz mampu menghadirkan sebuah perayaan atas sebuah keceriaan meskipun itu kecil. Jazz juga merupakan kombinasi ideal antara improvisasi dan kedinamisan, yang sangat sesuai jika di analogi kan pada permainan basket yang penuh koordinasi sekaligus kreativitas.

Abdul-Jabbar pernah bergelut dengan penyakit yang cukup serius. Selain menderita migrain, dia pernah mengidap leukimia. Namun semangat hidup dan kemauan yang tinggi membuatnya mampu bertahan hidup cukup lama. Bahkan pada Februari 2011 dia menyatakan bahwa leukimia nya telah hilang dan "100% cancer free", meskipun kemudian diralat dengan mengatakan "You're never really cancer-free and I should have known that", dan dilanjutkan dengan "My cancer right now is at an absolute minimum".

Dalam perjalanan hidupnya, Abdul-Jabbar yang tadinya pemeluk Katolik Roma, kemudian berganti keyakinan menjadi seorang Muslim, setelah membaca buku The Autobiography of Malcolm X. Buku itu memberi Abdul-Jabbar sebuah perspektif berbeda tentang monoteisme dan sejarah agama-agama. Baginya, Islam mampu memberikan sebuah fondasi moral.

Abdul-Jabbar berakting dengan Bruce Lee

Selain dikenang dunia sebagai atlet basket legendaris, Kareem Abdul-Jabbar juga pernah menjalani karir di bidang akting, menjadi penulis, dan menjadi asisten pelatih. Buku yang ditulisnya termasuk laris dan sukses di pasaran, dimulai dari autobiografi yang berjudul Giant Steps, hingga yang terbaru berjudul On the Shoulders of Giants: An Audio Journey Through the Harlem Renaissance. 

----

Sumber :