Setelah Lakers dan Bucks yang sepertinya akan jadi pemuncak klasemen di Wilayah Barat dan Timur NBA musim ini, saya sangat tertarik mengamati tim yang sedang berjuang menuju zona playoff : New Orleans Pelicans.
(source : here)
Yang pertama adalah Anthony Davis effect. Kepergiannya menuju Lakers yang ditukar dengan Lonzo Ball dan Brandon Ingram membuat Pelicans menjadi tim yang benar-benar baru. Davis adalah superstar NBA yang telah menjadi franchise player Pelicans selama tujuh tahun. Sedangkan Ball dan Ingram adalah top picks hasil rekrutmen Lakers yang masih berstatus pemain muda masa depan, belum benar-benar memenuhi ekspektasi. Brandon Ingram awalnya dimirip-miripkan dengan Kevin Durant. Pemain tinggi ceking yang cepat, dengan kemampuan shoot yang bagus. Kita tahu bahwa Durant yang sehat adalah (arguably) the best finisher di NBA saat ini, yang bisa mengatasi segala jenis pemain bertahan yang menghadangnya. Pemain yang besar akan dilawan dengan kecepatan, pemain cepat akan dilawan dengan menggunakan kelebihan tinggi badannya. Durant juga memiliki shoot jarak dekat dan jauh yang luar biasa. Ingram belum sampai ke titik itu. Tiga musimnya bersama Lakers belum bisa disebut berhasil karena belum pernah membawa Lakers menuju Playoff. Sedangkan Lonzo Ball pada masa draftnya dianggap salah satu calon mega bintang, selain karena kelebihannya dalam visi bermain diharapkan akan membuat semua rekannya lebih berkembang, Ayahnya adalah outspoken person yang menjadi motivator sekaligus biang masalah di media. Di Lakers dia juga tidak berhasil memenuhi ekspektasi itu, salah satu yang menjadi sorotan adalah shooting form nya yang aneh.
Separuh musim berlalu, Ingram dan Ball seperti berubah menjadi orang baru. Ingram layak jadi nominator Most Improved Player yang akhirnya memperoleh status sebagai pemain All Star. Dia mencetak 24.25 Points Per Game, 47% Field Goals Percentage, 39% 3Point Percentage, 6.5 Rebound Per Game, dan 4.3 Assists Per Game. Lonzo Ball juga berkembang. Kelebihan Ball yang tetap menonjol adalah kemampuan defense nya, dan yang terlihat berubah adalah shooting form nya yang sekarang terlihat lebih "normal". Musim ini Ball mencetak 12.41 Points Per Game, 41% Field Goal Percentage, 6.2 Rebounds Per Game, 7 Assists Per Game, dan 1.4 Steals Per Game.
Separuh musim berlalu, Ingram dan Ball seperti berubah menjadi orang baru. Ingram layak jadi nominator Most Improved Player yang akhirnya memperoleh status sebagai pemain All Star. Dia mencetak 24.25 Points Per Game, 47% Field Goals Percentage, 39% 3Point Percentage, 6.5 Rebound Per Game, dan 4.3 Assists Per Game. Lonzo Ball juga berkembang. Kelebihan Ball yang tetap menonjol adalah kemampuan defense nya, dan yang terlihat berubah adalah shooting form nya yang sekarang terlihat lebih "normal". Musim ini Ball mencetak 12.41 Points Per Game, 41% Field Goal Percentage, 6.2 Rebounds Per Game, 7 Assists Per Game, dan 1.4 Steals Per Game.
Yang kedua tentu saja karena masuknya one of the most hyped rookie of all time, Zion Williamson. Sejak draft prediction, nama Zion sering banget disebut karena bentuk badannya yang unik dan gaya mainnya yang dominan. Dia tidak terlalu tinggi untuk ukuran bigman, "hanya" 1,98 m, tapi berat badannya 129 kg. Sekilas dia tampak obesitas, tapi dari caranya bermain, body berat seperti truk tronton itu menjadi sebuah keuntungan dalam gaya menyerangnya, karena ternyata dia tetap lincah dan eksplosif. Awalnya keberhasilan Pelicans mendapatkan jatah 1st pick di draft tahun 2019 menjadi setitik kecil cahaya bagi Pelicans untuk mempertahankan Anthony Davis, tapi ternyata Davis lebih memilih untuk pergi bergabung bersama LeBron James. Sayang sekali duet Davis-Williamson tidak jadi terwujud.
Banyak kalangan menilai Zion ini rare breed, sekaligus banyak yang meragukan karirnya kelak di NBA akan berumur panjang ketika dia harus bermain melawan bigman lain yang tidak kalah kuat dan jauh lebih berpengalaman. Dikhawatirkan eksplosifitasnya membuat Zion rentan cidera dan tidak memiliki karir yang lama di NBA. Kekhawatiran itu langsung diperkuat ketika Zion mengalami cidera di pramusim. Beberapa expert kemudian menyarankan Zion untuk mengubah caranya berjalan dan berlari untuk mengubah titik tumpunya, sehingga tidak terlalu membebani bagian otot-otot tertentu.
Tapi ternyata performa setelah kembali dari cidera cukup memberi bukti. Di pertandingan pertamanya, Pelicans memang kalah dari Spurs, tapi Zion mencetak 22 poin, 7 rebound, 3 assist, hanya dalam waktu 18 menit, dipermanis dengan empat kali three point sukses dari empat kali percobaan. Setelah itu, performanya cukup menakjubkan. Dalam 19 pertandingan terakhir, dia mencetak 23.57 Points Per Game dengan hanya tiga kali dibawah 20 poin, 6.7 Rebounds Per Game, dan 2.1 Assists Per Game. Semua itu dihasilkan dengan dominasi di bawah ring yang sangat menonjol ketika berhadapan dengan siapapun. Kedatangannya juga membawa harapan besar untuk Pelicans, karena performa tim meningkat dari 17-27 pre-Zion, menjadi 11-9 post-Zion. Kombinasinya dengan Ingram membuat Pelicans memiliki variasi serangan yang lebih kaya. Duet rare breed ini menghasilkan ancaman cepat, kuat dan tajam sekaligus. Ingram menjadi ancaman dari luar dan perimeter, Zion menakutkan di dalam.
Yang ketiga adalah kombinasi para pemain mudanya. Rata-rata usia pemain Pelicans adalah 24.87, starternya bahkan hanya 24, yang tertua adalah Jrue Holiday yang berusia 29 tahun, plus eks starter Utah Jazz berusia 28 tahun, Derick Favors. Berikut adalah komposisi pemain Pelicans :
Hanya ada dua pemain yang berusia 30 tahun keatas. Dua veteran ini jadi pembimbing adik-adiknya yang penuh semangat menggelora. JJ Redick juga jadi role player tukang three point, dimana ketenangan khas pemain senior sangat diperlukan di saat-saat genting. Memiliki core player yang berusia muda, berarti masa depan Pelicans sangat bagus, dengan catatan para pemain muda ini belum mencapai titik permainan terbaiknya. Tim ini sekilas mengingatkan saya pada Oklahoma City Thunder ketika diperkuat Durant-Westbrook-Harden-Ibaka pada masa jayanya.
Berbeda dengan Bucks yang berisi pemain-pemain yang awalnya tidak diunggulkan, Pelicans ini justru dipenuhi bibit-bibit unggul. Lima diantara roster mereka tadinya adalah top five draft pick. Hanya saja semuanya belum benar-benar bertransformasi menjadi superstar. Di tangan pelatih yang tepat dan didikan senior yang berpengalaman, para wonderkid ini berpotensi untuk menjadi satu tim yang solid dan menakutkan.
Saat ini Pelicans masih menempati posisi ke-9 di wilayah barat, 4 Game Behind untuk menyalip posisi 8. Saingan di atasnya adalah Memphis Grizzlies yang dipimpin oleh calon kuat Rookie Of The Year, Ja Morant. Dengan tren positif post-Zion ini, persaingan memperebutkan posisi ke-8 masih terbuka. Selain demi meraih tiket Playoff, finish di atas Grizzlies akan meningkatkan peluang Zion Williamson untuk menikung Ja Morant dari pole position ROY. Musim reguler masih akan bergulir hingga 15 April, banyak pertandingan seru yang akan terjadi. Pelicans sudah pernah menang melawan Celtics, Grizzlies, Heat, Pacers dan Blazers, maka kekuatannya sudah cukup teruji untuk bisa bersaing melawan tim kuat.
-maheinberg, 2020-
Tapi ternyata performa setelah kembali dari cidera cukup memberi bukti. Di pertandingan pertamanya, Pelicans memang kalah dari Spurs, tapi Zion mencetak 22 poin, 7 rebound, 3 assist, hanya dalam waktu 18 menit, dipermanis dengan empat kali three point sukses dari empat kali percobaan. Setelah itu, performanya cukup menakjubkan. Dalam 19 pertandingan terakhir, dia mencetak 23.57 Points Per Game dengan hanya tiga kali dibawah 20 poin, 6.7 Rebounds Per Game, dan 2.1 Assists Per Game. Semua itu dihasilkan dengan dominasi di bawah ring yang sangat menonjol ketika berhadapan dengan siapapun. Kedatangannya juga membawa harapan besar untuk Pelicans, karena performa tim meningkat dari 17-27 pre-Zion, menjadi 11-9 post-Zion. Kombinasinya dengan Ingram membuat Pelicans memiliki variasi serangan yang lebih kaya. Duet rare breed ini menghasilkan ancaman cepat, kuat dan tajam sekaligus. Ingram menjadi ancaman dari luar dan perimeter, Zion menakutkan di dalam.
Yang ketiga adalah kombinasi para pemain mudanya. Rata-rata usia pemain Pelicans adalah 24.87, starternya bahkan hanya 24, yang tertua adalah Jrue Holiday yang berusia 29 tahun, plus eks starter Utah Jazz berusia 28 tahun, Derick Favors. Berikut adalah komposisi pemain Pelicans :
No | Name | Pos | Height | Weight | Age | Draft | Pick | Games | Start | Min Played |
1 | Jrue Holiday | G | 191 | 82 | 29 | 2009 | 17 | 55 | 55 | 1922 |
2 | Brandon Ingram | F | 201 | 89 | 22 | 2016 | 2 | 56 | 56 | 1919 |
3 | Lonzo Ball | G | 198 | 86 | 22 | 2017 | 2 | 56 | 47 | 1817 |
4 | Josh Hart | F | 196 | 93 | 24 | 2017 | 30 | 57 | 14 | 1563 |
5 | J.J. Redick | G | 191 | 86 | 35 | 2006 | 11 | 54 | 35 | 1425 |
6 | Derrick Favors | C | 206 | 112 | 28 | 2010 | 3 | 45 | 43 | 1089 |
7 | Jaxson Hayes | F/C | 211 | 100 | 19 | 2019 | 8 | 51 | 5 | 958 |
8 | E'Twaun Moore | G | 191 | 87 | 30 | 2011 | 55 | 56 | 12 | 951 |
9 | Nicolò Melli | F | 206 | 107 | 29 | 2019 | Und | 52 | 6 | 889 |
10 | Kenrich Williams | F | 198 | 95 | 25 | 2018 | Und | 35 | 18 | 779 |
11 | Frank Jackson | G | 191 | 93 | 21 | 2017 | 31 | 51 | 1 | 656 |
13 | Zion Williamson | F | 198 | 129 | 19 | 2019 | 1 | 19 | 19 | 565 |
12 | Nickeil Alexander-Walker | G | 196 | 93 | 21 | 2019 | 17 | 41 | 0 | 501 |
14 | Jahlil Okafor | C | 208 | 122 | 24 | 2015 | 3 | 28 | 9 | 424 |
15 | Zylan Cheatham | F | 196 | 100 | 24 | 2019 | Und | 3 | 0 | 31 |
16 | Josh Gray | G | 183 | 82 | 26 | 2016 | Und | 2 | 0 | 23 |
Team Average | 24.875 |
Hanya ada dua pemain yang berusia 30 tahun keatas. Dua veteran ini jadi pembimbing adik-adiknya yang penuh semangat menggelora. JJ Redick juga jadi role player tukang three point, dimana ketenangan khas pemain senior sangat diperlukan di saat-saat genting. Memiliki core player yang berusia muda, berarti masa depan Pelicans sangat bagus, dengan catatan para pemain muda ini belum mencapai titik permainan terbaiknya. Tim ini sekilas mengingatkan saya pada Oklahoma City Thunder ketika diperkuat Durant-Westbrook-Harden-Ibaka pada masa jayanya.
Berbeda dengan Bucks yang berisi pemain-pemain yang awalnya tidak diunggulkan, Pelicans ini justru dipenuhi bibit-bibit unggul. Lima diantara roster mereka tadinya adalah top five draft pick. Hanya saja semuanya belum benar-benar bertransformasi menjadi superstar. Di tangan pelatih yang tepat dan didikan senior yang berpengalaman, para wonderkid ini berpotensi untuk menjadi satu tim yang solid dan menakutkan.
Saat ini Pelicans masih menempati posisi ke-9 di wilayah barat, 4 Game Behind untuk menyalip posisi 8. Saingan di atasnya adalah Memphis Grizzlies yang dipimpin oleh calon kuat Rookie Of The Year, Ja Morant. Dengan tren positif post-Zion ini, persaingan memperebutkan posisi ke-8 masih terbuka. Selain demi meraih tiket Playoff, finish di atas Grizzlies akan meningkatkan peluang Zion Williamson untuk menikung Ja Morant dari pole position ROY. Musim reguler masih akan bergulir hingga 15 April, banyak pertandingan seru yang akan terjadi. Pelicans sudah pernah menang melawan Celtics, Grizzlies, Heat, Pacers dan Blazers, maka kekuatannya sudah cukup teruji untuk bisa bersaing melawan tim kuat.
-maheinberg, 2020-