Sekitar sebulan lalu, dengan penuh percaya diri dan disisipi doa serta pengharapan yang kental, saya menuliskan prediksi atas apa yang akan terjadi di akhir musim liga-liga top Eropa. Kesimpulannya, di tulisan itu saya memprediksikan Juventus, Barcelona dan Manchester United akhirnya keluar menjadi juara. Memang rasanya lebih banyak berisi keinginan subyektif daripada prediksi obyektif. Namanya juga fans, bias seperti itu tidak aneh. Hanya ramalan atas Juventus yang terbukti benar, tapi saya bukan fans Juventus. Saya Laziale yang bersyukur Lazio masih bisa finish di urutan keempat, meskipun lagi-lagi harus kecewa karena gagal meraih posisi ketiga, dan tidak bisa berkiprah di Liga Champion musim depan.
Lazio
Sempat menjanjikan di awal musim dengan rekrutmen Djibril Cisse dan Miroslav Klose, namun hanya Klose yang akhirnya tampil meyakinkan dan menjadi pemain kunci. Saking kuncinya, permainan Lazio jauh menurun ketika Klose tidak hadir. Cisse juga dijual di tengah musim ke QPR, yang kemudian memulai debutnya dengan kartu merah. Gosip transfer mengatakan, Lazio akan kembali memulangkan sang pangeran, Alessandro Nesta, dari AC Milan, dan akan menjual beberapa pemain, termasuk Hernanes. Intinya, belum terlihat upaya serius dari board untuk kembali mengangkat Lazio menjadi klub elit Italia, Eropa dan dunia. Sebagai fans, saya hanya bisa menunggu kejutan yang mungkin akan terjadi di musim depan. Sebuah penantian panjang yang belum juga kesampaian sejak era Hernan Crespo.