30 Maret 2013

United, Semoga....

Sejak kuartet Giggs-Scholes-Keane-Bechkam tidak lagi menjadi kerangka utama Manchester United, bisa dibilang lini tengah MU kehilangan gemerlap dan dominasi. Memang MU masih berprestasi di Inggris, termasuk mengambil alih tahta pengkoleksi gelar juara EPL terbanyak dari Liverpool, tapi jika dibandingkan dengan klub-klub lain, baik di Inggris maupun di eropa lainnya, MU terbilang tidak terlalu menakutkan. Sebagai contoh, Chelsea. Sejak Chelsea memasuki era sugardaddy-nya, lini tengah Chelsea tergolong seram. Dikomandani sang kapten legendaris Frank Lampard, pernah didampingi nama-nama seperti Makelele-Essien-Robben atau sekarang Mata-Hazard-Oscar-Ramires. Belum lagi jika dibandingkan dengan klub tetangga, Manchester City yang tidak kalah mahalnya. Kurang mengkilap apalagi kombinasi Silva-Toure-Nasri-Barry? Belum lagi nama seperti De Jong, Vieira, dan Wright-Philips. Belum termasuk jika dibandingkan dengan tim-tim rival MU di eropa seperti Bayern Munich, Barcelona, dan Real Madrid.

Memang, MU pernah membeli Juan Sebastian Veron, Owen Hargreaves, Kleberson, Djemba-djemba, tapi semuanya gagal bersinar. Bintang paling gemerlap pastilah lahir dan berkembangnya si monster Cristiano Ronaldo, yang justru kemudian membuat MU menjadi Ronaldo-sentris. Beberapa tahun belakangan, MU seringkali tidak bermain indah dan penuh semangat seperti dulu, bahkan kadang terlihat cukup puas dengan kemenangan tipis tanpa bernafsu lagi untuk menambah gol. Tapi si Jekyll United juga punya sisi Hyde. Dalam kondisi tertentu, MU bisa berubah menjadi tim dengan determinasi sangat tinggi dan permainan menyerang yang menakutkan. Terutama ketika dalam posisi tertinggal. Jekyll United bisa susah payah melawan Southampton untuk kemudian Hyde United menang besar lawan Chelsea.

Sebagai fans dari sebuah tim besar Inggris yang stabil dari sisi performa, prestasi, basis fans, dan keuangan, tentunya saya berharap MU bisa kembali memiliki skuad lini tengah yang menjanjikan dominasi dan keindahan permainan. Cleverley menjanjikan permainan cepat dengan passing pendek akurat, tapi perlu lebih banyak jam terbang. Kagawa sepertinya akan diusahakan Fergie untuk bisa didapuk pada posisi false 9. Carrick memang sudah menjadi destroyer dan pemula serangan. Valencia adalah pemain sayap klasik yang kadang tidak stabil. Young punya kecepatan menyisir pinggir lapangan. Dan Giggs memiliki segudang pengalaman. Namun semuanya belum membentuk sebuah unit sempurna ala Iniesta-Xavi-Busquet atau Alonso-Ozil-Ronaldo atau Schweni-Robben-Ribbery.

Dengan memiliki Rooney-RvP-Welbeck-Chicharito, saya rasa stok lini depan MU cukup garang. De Gea pun semakin menanjak. Deretan bek-bek muda MU juga makin matang. MU perlu memperhebat Cleverley, mengeluarkan potensi Kagawa, atau membeli pemain tengah yang berkarakter kuat, seperti misalnya Fellaini-nya Everton atau Alonso-nya Madrid dengan harapan akan terjalin stabilitas attack-defense yang menggaransi rekan-rekan lain untuk berkreasi maksimal. Sebuah peran yang dulu dilakukan dengan sangat baik oleh Roy Keane.

Semoga kelak MU kembali menjadi tim paling dominan dunia, dan berhasil membalaskan dendam atas kekalahan menyakitkan atas tim besar seperti Barcelona dan Real Madrid, tanpa harus menunggu masa kejayaan mereka berakhir. Serta kembali menghasilkan pemain-pemain bintang berusia muda yang mengkilap, gemerlap, dan dominan.

0 komentar:

Posting Komentar