25 Agustus 2011

Tentang Saya

Sebenarnya saya tidak jago bermain bola. Bahkan bisa dibilang sangat pas-pasan. Satu-satunya tim yang pernah memasukkan saya di daftar pemain inti reguler adalah tim bola kelas 3 SMA, sebagai bek tengah. Saya selalu dimainkan full karena termasuk disiplin dalam menjaga area pertahanan. Disiplin artinya selalu berada di posisi ketika dibutuhkan. Saya memang jarang sekali maju membantu penyerangan. Selain karena teman-teman setim sudah cukup mumpuni, saya juga ga tahu kalo maju mau ngapain. Ya sudah, akhirnya tetap di belakang aja nemenin kiper. Hasilnya memang saya selalu ada di belakang ketika diserang. Gimana ga ada, wong emang ga pernah maju?

Tapi itu berbeda sekali dengan kecintaan saya terhadap sepakbola. Menonton sepakbola, lebih tepatnya. Buat saya, tontonan yang paling menghibur di tivi adalah pertandingan live sepakbola. Mungkin tidak semua partai saya tonton, tapi berubah menjadi sangat menikmati khusus untuk pertandingan-pertandingan tertentu. Pertandingan tertentu itu misalnya adalah ketika tim-tim favorit saya bertanding. Saya ngefans berat dengan 4 tim dari 4 liga yang berbeda. Mereka adalah Arema dari Liga Indonesia, Manchester United dari Liga Inggris, SS Lazio dari Liga Italia, dan FC Barcelona dari Liga Spanyol. Tiap kali pertandingan mereka ditayangkan live di tivi, biasanya saya berusaha untuk sebisa mungkin menonton.

Selain fanatisme terhadap 4 tim itu masih ada banyak juga alasan saya menonton bola.


Pertama, skill pemain.
Sangat menyenangkan menyaksikan orang-orang seperti Zinedine Zidane, Ronaldinho, Ronaldo, Lionel Messi, Andres Iniesta, Ryan Giggs, Ahmad Bustomi dan Mesut Ozil menunjukkan skill mereka di lapangan. Seperti yang sering disebut, mereka adalah seniman lapangan bola. They can create something out of nothing. Meskipun sepakbola adalah indeed permainan tim, personil-personil kunci seperti mereka membuat tim itu bisa menemukan arahnya.

Kedua, kompetisi.
Melihat persaingan dua tim secara sportif membuat adrenalin kita mengalir deras. Lihat saja misalkan ketika Barcelona dan Real Madrid bertemu di Final Copa Del Rey. Atau Manchester United bertemu Manchester City di Final Piala FA. Atau Spanyol melawan Belanda di Final Piala Dunia. Atau tiap kali Arema bertemu Persebaya. Yah, yang terakhir ini mungkin tidak selalu sportif, tapi aura persaingan-persaingan itu selalu sangat menarik. Pertandingan-pertandingan tersebut bahkan sudah seru sebelum dimulai. Ada banyak prediksi, komentar pelatih dan pemain, komentar penonton, dan semangat lain yang memperpanas persaingan.

Ketiga, transfer pemain.
Transfer pemain adalah hal yang paling menyenangkan ketika Liga-Liga dunia sedang mengalami liburan kompetisi. Seringnya ini terjadi di bulan Mei-Agustus. Dan juga ada di bulan Januari-Desember. Proses transfer seringkali mengubah peta kekuatan sebuah tim. Baik secara permainan maupun secara finansial. Transfer ini membuat setiap pertandingan di awal-awal musim dipenuhi ekspektasi yang sangat tinggi.

Keempat, filosofi.
Tiap pelatih dan pemain, dan juga pihak-pihak yang berhubungan dengan sepakbola, memiliki filosofi sendiri terhadap sepakbola. Contohnya seperti Jose Mourinho yang berorientasi prestasi, Alex Ferguson yang memperhatikan regenerasi, Josep Guardiola yang memainkan sepakbola indah dan sangat teknikal, Arsene Wenger yang selalu tertarik pada bibit-bibit muda, sepakbola Italia yang terkenal dengan pertahanan gerendelnya, Brazil dengan keindahan skill-nya, hingga beberapa pemain legendaris yang hanya ingin memperkuat satu tim sepanjang karir profesionalnya. Keanekaragaman filosofi tersebut membuat sepakbola menjadi sangat berwarna.

Kelima, ikatan emosional.
Ini termasuk alasan yang sentimentil yang bisa dirasakan siapa saja. Ketika timnas Indonesia bermain, saya pasti akan dengan sangat antusias menontonnya. Begitu juga misalkan ketika tim kantor saya, atau tim teman-teman sma saya bertanding. Seberapapun jeleknya permainan mereka, saya akan berusaha untuk selalu mendukung.

Keenam, game Football Manager.
Football Manager adalah game simulasi di PC yang mengajak si gamer untuk menjadi seorang manajer tim sepakbola. Database pemain dan progresinya dalam game ini sangat akurat. Seringkali saya menemukan pemain hebat yang masih muda dari game ini lebih dulu, dan baru menemukan sosoknya beberapa saat kemudian. Menonton sepakbola beneran membuat bermain Football Manager jauh lebih menyenangkan, begitu juga sebaliknya.

Ketujuh, BUKAN fisik si pemain.
Well, sepertinya ini bukan alasan ya. Hanya sekedar disclaimer bahwa gagah atau tidak, maupun ganteng atau tidaknya pemain sama sekali tidak menjadi faktor saya menikmati permainan bola. Hal yang berbeda ketika saya menonton volley ataupun tennis putri. :smile

Selain nonton bola, hobi saya yang antusiasme nya hampir mendekati itu adalah basket. Kalo basket, kemampuan saya lebih baik dibanding kemampuan bermain bola. Saya juga sangat menyukai menonton NBA. Hanya NBA. Saya belum menemukan antusiasme yang sama ketika nonton tim basket Eropa bermain, misalnya. Entah mengapa. Tapi terjadi anomali juga dalam hal ikatan emosional, seperti misalnya ketika Timnas Indonesia atau Tim Basket saya bertanding.

Well, itulah tentang saya, penggemar sepakbola (dan basket) yang ingin menuangkan dan berbagi opini. Sebagai representasi subyektifitas saya, blog ini saya namakan Blog Pitulas, sesuai nomor punggung yang saya gunakan tiap kali bergabung di tim manapun, baik basket maupun sepakbola/futsal, yaitu Tujuh Belas. Bagi yang belum tau, Pitulas adalah bahasa jawa dari Tujuh Belas. Finally, semoga tulisan saya berikutnya bisa berguna untuk siapapun.

I am a Basketball Lover, Aremania, Manchunian, Laziale, Barcelonistas, and a Football Diehard Fans...

Salam.

0 komentar:

Posting Komentar