09 Maret 2020

Take A Look At Lazio 19-20

Sebuah musim yang aneh ketika nonton Lazio maen lebih menyenangkan daripada nonton Barcelona. Itulah yang terjadi di musim ini. Selain karena Barcelona nya memang sulit menemukan permainan cantiknya lagi, Lazio memang sedang bagus-bagusnya. Artikel ini saya tulis sebagai bentuk euforia karena Lazio untuk sementara berada di peringkat kedua klasemen Serie A, selisih satu poin dengan Juventus. Lazio yang beberapa musim terakhir berjuang untuk masuk zona eropa, saat ini cukup layak untuk membicarakan gelar juara.

(source : sslazio.it)

Sebenarnya apa yang terjadi?

Nggak tau juga, karena itulah saya agak kaget. Cukup lama bagi saya tidak mengikuti perkembangan Lazio, selain karena minimnya tayangan Serie A di televisi, sangat sedikit juga blog atau channel youtube yang membahas perkembangan Lazio. So, mari kita coba kupas sedikit-sedikit jeroan Lazio yang sekarang dilatih oleh Simone Inzaghi sejak 2016 ini.


Ini adalah daftar pemainnya :


No Nama Posisi Umur Tinggi Berat Warga Negara Maen Starter Gol Assist KK KM
17 Immobile, Ciro  F 29 6'1" 80 Italy 26 25 27 7 4 0
1 Strakosha, Thomas  G 23 6'4" 80 Albania 26 26 0 0 1 0
10 Luis Alberto  M 26 6'0" 70 Spain 25 25 4 11 4 0
21 Milinkovic-Savic, Sergej  M 24 6'3" 76 Serbia 25 24 4 4 6 0
33 Acerbi, Francesco  D 31 6'4" 89 Italy 24 24 2 2 4 0
11 Correa, Joaquin  M 24 6'2" 77 Argentina 22 17 7 1 0 0
6 Leiva, Lucas  M 32 5'10" 74 Brazil 22 21 0 1 7 0
26 Radu, Stefan  D 32 6'0" 79 Romania 22 22 1 0 6 0
20 Caicedo, Felipe  F 30 6'0" 81 Ecuador 21 11 8 2 4 0
29 Lazzari, Manuel  M 25 5'9" 67 Italy 21 18 0 2 4 0
19 Lulic, Senad  M 33 6'0" 75 Bosnia & Herzegovina 20 20 0 3 6 0
3 Luiz Felipe  D 21 6'2" 79 Brazil 19 18 1 1 5 0
16 Parolo, Marco  M 34 6'0" 82 Italy 17 6 0 0 5 0
22 Jony  M 27 5'10" 77 Spain 15 6 0 1 2 0
32 Cataldi, Danilo  M 24 5'11" 75 Italy 14 1 1 0 3 0
4 Patric  D 25 6'0" 74 Spain 12 10 0 0 1 0
77 Marusic, Adam  D 26 6'1" 81 Montenegro 10 8 2 0 2 0
15 Bastos  D 27 6'0" 77 Angola 8 3 1 0 2 0
93 Vavro, Denis  D 22 6'3" 0 Slovakia 5 1 0 0 0 0
34 Adekanye, Bobby  F 20 5'7" 0 Netherlands 3 0 1 0 1 0
28 Anderson, Andre  M 19 5'11" 0 Italy 2 0 0 0 0 0
5 Lukaku, Jordan  D 24 5'11" 83 Belgium 2 0 0 1 0 0
7 Berisha, Valon  M 26 5'9" 70 Kosovo 0 0 0 0 0 0
23 Guerrieri, Guido G 24 6'15" 0 Italy 0 0 0 0 0 0
24 Proto, Silvio G 36 6' 0 Belgium 0 0 0 0 0 0

Rata-Rata
26.56









Formasi default Lazio adalah 3-5-2, dengan starter di pertandingan terakhir melawan Bologna adalah sebagai berikut :

(source : livescore.com)

Entah kenapa, Lazio selalu bisa mendapatkan kiper yang bagus-bagus, meskipun tidak termasuk tim yang punya banyak duit. Setelah era Marchegiani dan Peruzzi di masa lalu, Lazio pernah diperkuat oleh Juan Pablo Carrizo, Fernando Muslera, Federico Marchetti, dan saat ini, Thomas Strakosha. Strakosha bahkan didatangkan dengan nyaris gratis, dibina sejak usia muda, dibeli dari Panionios tahun 2012. Sempat dipinjamkan ke Salenitana, Strakosha baru menjadi kiper utama Lazio sejak 2017. Masih berusia 23 dan nyaris tidak ada tekanan sebesar kiper muda lainnya, Donnaruma misalnya, gawang Lazio tampaknya masih aman hingga beberapa tahun ke depan. Kiper yang bagus adalah syarat utama sebuah tim menjadi tim besar.

Deretan pemain belakang relatif tidak memiliki nama besar, dan jarang yang menjadi incaran tim elit eropa. Starter di belakang yang paling sering dipercaya adalah Acerbi, Radu, dan Luiz Felipe. Francesco Acerbi adalah bek timnas Italia yang baru memulai debut di tahun 2014, dan saat ini baru memperoleh 6 caps. Stefan Radu sudah menjadi bek andalan Lazio sejak masih kecil, di tahun 2018, dan pernah jadi kapten di musim 2011-2012. Radu adalah pemain serba bisa, yang bahkan kadang berperan sebagai penyerang sayap. Luiz Felipe bergabung di Lazio sejak 2016, dan sempat dipanggil ke timnas junior Italia, tapi menolak karena bertekad untuk tetap membela negara kelahirannya, Brazil. Ada juga Patric yang adalah lulusan La Masia, berposisi asli bek kanan, tapi juga bisa menjadi pemain tengah atau gelandang bertahan. Sebenarnya Lazio masih punya Jordan Lukaku yang berposisi asli bek kiri, tapi dia sedang bermasalah dengan cidera. Meskipun nama-nama ini relatif kurang terkenal, tapi barisan belakang Lazio sangat kokoh, dengan tingkat kebobolan paling sedikit di Serie A.

Lini tengah adalah kekuatan utama Lazio, dimana Simone Inzaghi menumpuk banyak pemain dengan fungsinya masing-masing. Pemain paling penting, yang mungkin menjadi roh dan jantung permainan Lazio adalah Luis Alberto. Pemain Spanyol ini besar di Sevilla, sempat bermain di Barcelona B, dan pernah mencicipi permainan Premier League ketika dibeli Liverpool. Namun karirnya baru benar benar moncer di Lazio, sejak ditransfer tahun 2016 hanya dengan biaya 4juta euro saja. Dia adalah playmaker yang mengalirkan bola begitu lancarnya, karena memiliki visi yang tajam dan kemampuan memberikan passing yang manis. Luis Alberto menjadi pemuncak sementara pembuat assist di Serie A.
Yang banyak diincar tim besar eropa adalah Sergej Milinkovic-Savic. Pemain dari Serbia ini memiliki gaya permainan ala complete midfielder seperti hybrid antara Paul Pogba dan Yaya Toure. Dengan postur yang tinggi dan kuat, dia cukup baik dalam pergerakan offensive, positional sense, bagus dalam bertahan dan kadangkala membantu tim lewat finishing.
Lalu ada Lucas Leiva, pemain Brazil yang pernah 10 tahun membela Liverpool, pemain tengah yang tidak cepat dan juga tidak skillful, tapi memiliki stamina, workrate, dan antisipasi yang bagus, sehingga bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan dan kadang-kadang menjadi bek tengah dadakan dengan alasan taktis.
Kemudian ada dua pemain muda yang juga bisa diandalkan. Yang pertama adalah mantan pemain SPAL yang sudah punya satu cap timnas Italia, Manuel Lazzari, dan eks andalan Sevilla, Joaquin Correa. Dan tidak lupa kehadiran veteran yang ternyata adalah kapten dan wakil kapten, yaitu Senad Lulic dan Marco Parolo.

Dominasi lapangan tengah tentu tidak bisa menghasilkan output optimal tanpa adanya finisher tajam. Lazio harus berterima kasih banyak kepada top scorer Serie A sementara, yaitu Ciro Immobile. Dengan catatan 27 gol, Immobile unggul 6 gol dari peringkat kedua, Cristiano Ronaldo. Musim ini bisa jadi musim paling produktifnya, karena gol terbanyak sepanjang karirnya terjadi di musim 17/18 dengan 29 gol. Di usia ke 30 ini, Immobile sudah menjalani 39 partai bersama timnas Italia, dan mencetak 10 gol. Immobile bisa berperan sebagai target man ataupun penyerang sayap. Dia memiliki kecepatan dan kekuatan fisik, serta pekerja keras dengan insting finishing yang makin tajam di usia senja. Kelebihan lain Immobile adalah dominan di udara, pergerakan tanpa bola yang bagus, dan punya keunggulan dalam link up play yang membuatnya ada di top 5 daftar pemberi assist Serie A. Lengkap juga ya ternyata. Kok bisa ya masih bertahan di Lazio?
Tandem Immobile adalah Filipe Caicedo. Tidak banyak informasi yang ada tentang striker dengan catatan gol terbanyak kelima sepanjang sejarah timnas Ecuador ini, tapi perannya dalam membuka ruang dan ancaman kedua setelah Immobile rupanya berperan penting dalam skema permainan Lazio.

Mungkin saya musti sedikit kecewa karena entah kapan bisa nonton Lazio lagi mengingat Serie A yang sedang dihentikan karena efek Covid-19, tapi saat ini membicarakan kemungkinan Lazio menjadi juara tidaklah berlebihan, meskipun juga tidak perlu dibesar-besarkan, mengingat kompetisi yang masih menyisakan 12 pertandingan lagi. Ketika artikel ini ditulis, Lazio sedang menjalani unbeaten run terpanjang di lima liga terbaik eropa, dengan catatan 21 pertandingan, thanks to Watford yang menghentikan laju kemenangan Liverpool.

 
-maheinberg, 2020-

0 komentar:

Posting Komentar