Skuad Fresh Manchester United

Musim 2010/2011 diakhiri Manchester United dengan indah, karena berhasil menasbihkan diri sebagai tim terbaik di Inggris. Hal ini secara resmi dibuktikan lewat pencapaian Gelar Juara Liga Inggris yang kini mencapai 19 kali, melewati Liverpool yang dominan di era 80an dengan 18 titelnya. Namun cerita sedih juga tergambar pada gelaran Liga Champion, karena untuk kedua kalinya Manchester United dikalahkan Barcelona di final, kali ini dengan skor 3-1 melalui gol Pedro, Messi dan Villa, yang dibalas oleh Rooney. Selain cerita sedih kegagalan peraihan gelar, United juga mendapat kabar buruk di susunan pemain, karena beberapa pemain senior menyatakan pensiun. Yang pertama adalah Gary Neville. Neville pensiun bahkan sebelum musim berakhir, dikarenakan cidera yang cukup panjang. Sebagai bek kanan tak tergantikan di MU, Neville dikenal sangat lugas, memiliki throw-in yang kuat, umpan silang akurat, dan jiwa kepemimpinan yang tinggi. Yang kedua adalah Paul Scholes. Bersama Neville (dan David Beckham), Scholes adalah anggota class of 92 yang tersohor itu. Di masa jayanya Scholes adalah pemain tengah yang memiliki visi bermain hebat, umpan akurat, dan tendangan yang sangat keras. Yang terakhir adalah Edwin Van Der Sar. Ditransfer dari Fulham tahun 2005, Van der Sar kemudian menjadi salah satu faktor kembalinya kejayaan United. Sejak ditinggal Schmeichel di tahun 1999, United selalu kesulitan menemukan kiper hebat. Van der sar adalah jawaban dari pencarian itu. Bahkan ketika menyatakan pensiun di usia 40, Van der sar masih tampil sebagai kiper yang sangat tangguh, kuat dan cekatan. Hal ini membuat berbagai pihak menyayangkan keputusan pensiunnya.

Kehilangan tiga figur penting itu mendorong Manchester United melakukan perburuan pemain. Posisi bek kanan, gelandang tengah dan penjaga gawang adalah buruan utama. Bek kanan tidak terlalu dirisaukan karena Rafael Da Silva telah menunjukkan permainan ciamik dan mental baja. Perburuan gelandang tengah mengarah kepada Wesley Sneijder yang dianggap berkaliber sama dengan Scholes. Untuk nama penjaga gawang sempat muncul nama David De Gea dan Manuel Neuer. De Gea di Atletico Madrid tampil gemilang ketika melawan Inter Milan, dan Neuer sangat mengesankan selama Piala Dunia bersama Jerman.

Pada realisasinya, kini Manchester United justru dipenuhi skuad yang sangat muda. Di posisi bek, MU mendatangkan Phil Jones (19th) dari Blackburn. Fergie sangat terkesan akan penampilannya yang ngotot dan penuh motivasi. Bahkan Rooney mengakui meskipun usianya sangat muda, berhadapan dengan Jones bukanlah hal yang mudah. Ditambah dengan makin matangnya Chris Smalling (22th), skuad belakang MU sangat segar dan prospektif. Di lini tengah, MU membeli Ashley Young dari Aston Villa. Pemain asal Inggris berusia 25 tahun ini berposisi sayap kiri, konon diproyeksikan menggantikan Ryan Giggs. Bisa juga bermain sebagai striker dan dibekali lari yang cepat, Young membuat skuad MU semakin dalam. Kejutan muncul dari sosok Tom Cleverley (22th). Penampilannya selama pra musim begitu luar biasa, sampai-sampai membuat Fergie tidak lagi berpikir untuk mencari pengganti Scholes, karena sudah terwujud di diri Cleverley. Sepulang dari peminjaman ke Wigan, Cleverley menjelma menjadi playmaker yang handal. Pergerakan dan passing nya membuat permainan MU lebih bertenaga, cepat, dan taktis. Kabar baik lainnya muncul dari sektor lini depan United. Saat ini MU memiliki stok 6 (enam) penyerang yang mayoritas adalah pemain muda. Jika musim lalu ada Rooney-Berbatov-Chicharito yang mengantar MU ke tangga juara Liga Inggris, maka tahun ini ditambah lagi dengan kembalinya Danny Welbeck, Frederico Macheda, dan Mame Biram Diouf. Ketiganya sangat menjanjikan. Yang paling menarik sepertinya terjadi di sektor penjaga gawang. Ditransfer dalam usia sangat muda, yaitu 19 tahun, De Gea memikat Fergie lewat penampilan gemilangnya bersama Atletico Madrid. Namun debutnya tidak berlangsung mulus. Meskipun akhirnya meraih kemenangan, De Gea dianggap melakukan blunder karena kurang sigap dan cekatan dalam menghalau bola, yang mengakibatkan terciptanya dua gol Manchester City dalam gelaran Community Shield. Begitupun di partai awal Liga Inggris, De Gea tidak mampu menahan tendangan mudah Shane Long dari WestBrom. Blunder tersebut membuat De Gea sempat dikritik oleh media. Namun pujian kembali datang ketika United melawan Arsenal, dimana De Gea kali ini melakukan beberapa penyelamatan gemilang termasuk menggagalkan penalti Van Persie. Dengan usia yang sangat muda, De Gea masih memiliki waktu untuk berkembang menjadi kiper kelas dunia, bahkan bisa melegenda.

Menyimak transfer-transfer tersebut, meskipun tim-tim lain datang mengancam, Manchester United tampaknya masih akan menjadi tim yang difavoritkan untuk manjadi juara Liga Inggris (lagi). Tahun ini tim-tim lain juga melakukan transfer yang bagus, maka persaingan Liga Inggris pun akan semakin sengit. Tentu saja akan membuat Liga Inggris sangat menarik untuk ditonton.

Glory, Glory, Manchester United...