01 Desember 2020

Kita Intip Para Rekrutan Baru LA Lakers

Faktor utama LA Lakers jadi juara NBA musim lalu, selain faktor LBJ-AD, adalah karena versatility tim dalam menghadapi berbagai jenis musuh, terutama ketika Playoffs. Lakers sukses mengalahkan Blazers yang dipimpin playmaker hebat, Rockets yang bermain small ball cepat, Nuggets dengan playmaker hebat plus bigman dominan dan cerdas, plus mengalahkan Heat yang muda, jitu, dan merata. Empat tim itu bermain dengan cara yang berbeda, dan semuanya dikalahkan Lakers dengan dominasi. Di satu titik, saya sendiri ingin berandai-andai bagaimana jika tim ini menghadapi Golden State Warriors di era Durant, karena saya cukup pede tim ini punya kemampuan untuk bersaing, bahkan mengalahkan GSW. Mungkin ini akan dianggap berlebihan, karena Curry-Thompson-Durant-Green di masa jayanya amat sangat susah dihentikan. Tapi Lakers yang ini jauh lebih lengkap daripada Cavaliers nya Lebron, cukup punya senjata untuk menghadapi sistem small ball, dan punya defensive player hebat untuk mengganggu para eksekutor handal GSW. Bagi saya, game itu akan sangat menarik.

Lalu, apa yang akan terjadi jika tim yang saya anggap versatile dan kuat itu mendapatkan modifikasi pemain yang bisa menaikkan level permainannya? Masih mungkinkah tim itu diperkuat? Betulkah memang menjadi lebih kuat?

Well, i must say, it is!!!

Sebelumya, mungkin sebagian pembaca ada yang belum tahu tentang adanya salary cap di NBA, maka ijinkan saya menjelaskan sedikit. Simpelnya begini : dalam rangka membatasi berkumpulnya para pemain bintang di satu tim, sekaligus dalam upaya membuat kekuatan tim di NBA lebih merata, NBA menentukan batasan total gaji maksimal di semua tim NBA. Jadi jika ada yang penasaran, kenapa Lebron gak gabung aja sama Giannis, Harden, Irving, Ingram, Griffin, DeAnder, dll, untuk membentuk supertim biar bisa kalahin GSW, maka perlu diketahui kalau pemain2 itu berkumpul semua, maka jumlah total gaji di tim itu akan meledak sangat besar, melanggar aturan salary cap itu, sehingga mustahil untuk dilakukan.

Oke, kembali ke pembahasan semula, tentang upgrade roster LA Lakers.

Mari kita lihat pemain-pemain yang keluar dan masuk jelang musim 2020-2021 ini :
 
(source : here)
 
Keluar :
Danny Green
Rajon Rondo
Dwight Howard
JaVale McGee
Avery Bradley
Dion Waiters
JR Smith


Masuk :
Dennis Schroder
Montrezl Harrell
Marc Gasol
Wesley Matthews
Alfonzo McKinnie

Yang sangat jelas terlihat dari perbedaan roster itu adalah : scorer.
Musim lalu Lakers tidak memiliki scorer ketiga yang reliable. Seharusnya jadi peran Danny Green, tapi tampaknya entah kenapa dia kehilangan ketajaman. Kuzma levelnya masih biasa saja, belum berada di level yang tinggi. Yang kemudian malah jadi andalan adalah pemain yang lebih sering jadi cadangan dan sebelumnya terkenal karena inkonsistensinya, yaitu Kentavious Caldwell-Pope, alias KCP. Di musim reguler, KCP lebih sering jadi starter ketika salah satu dari Danny Green atau Avery Bradley tidak bisa bermain. Tetapi kemudian KCP berhasil menjalankan tugasnya dengan amat sangat baik, baik dalam defense maupun offense. Kini, Lakers mendatangkan setidaknya dua scorer konsisten, yaitu Schroder dan Harrell. Bisa jadi plus Wes Matthews yang, seperti Danny Green, terkenal karena defense hustle dan kemampuan untuk tetap melebar dan tembakan jitu jarak jauh. Dengan hadirnya tiga orang itu, maka beban untuk mencetak skor menjadi terbagi dengan sangat lebar, upgrade besar dibanding squad taun lalu, baik dari dalam banget, maupun luar banget.

Upgrade signifikan juga ada di area playmaking. Memang, Rajon Rondo menunjukkan kapasitasnya sebagai playmaker dengan visi dan passing ajaib di babak playoff. Tapi jika kita perhatikan, moncernya Rondo terjadi hanya di beberapa pertandingan saja. Di babak reguler Rondo tidaklah konsisten. Rondo tidak bisa jadi playmaker tumpuan yang bisa diandalkan setiap saat. Schroder yang menjadi penggantinya berusia jauh lebih muda, eksplosif, punya visi yang juga bagus, lincah, dan konsisten dalam mencetak angka. Meskipun datang dengan menyandang status "hanya" sebagai runner up sixth man of the year taun lalu, mungkin saja Schroder akan sering diposisikan sebagai starter, mengingat minimnya posisi satu yang dimiliki Lakers. Dengan adanya Schroder, LeBron James mempunyai rekan yang bisa meringankan bebannya dalam memulai serangan, dan bisa sering-sering diandalkan. Mencatat rata-rata 4 assist di musim lalu dari bangku cadangan, Schroder menjaga keseimbangan antara pass first dan score first. Membuat opsi offense Lakers menjadi lebih beragam.

Yang mungkin menjadi perdebatan adalah upgrade di sisi center. Musim lalu JaVale McGee dan Dwight Howard menghadirkan extraordinary athletism di bawah ring. Banyak sekali blok-blok atraktif dan alley-oop dunk yang mereka lakukan. Howard yang tadinya dianggap sudah ada di penghujung karir, ternyata mampu memainkan peran signifikan ketika diturunkan, terutama ketika berhasil mengganggu Nikola Jokic di final wilayah barat, dan lantas menjadi kesayangan fans Lakers. Kini mereka berdua keluar, dan diganti oleh center senior yang juga mantan All-Star dan pernah menjadi juara NBA, Marc Gasol. Sama seperti Howard, Gasol pernah menjadi dominan di eranya, dan pernah meraih penghargaan sebagai Defensive Player of The Year. Bedanya, Howard pernah mencapai titik karir yang sangat tinggi, tapi tidak konsisten. Sementara Gasol cenderung memiliki karir yang bagus, tapi tidak sampai setinggi Howard, namun dia selalu konsisten dari tahun ke tahun. Jika Howard-McGee menghadirkan atletisme luar biasa, maka Gasol menjanjikan kemampuan defense yang lebih kokoh, konsisten, cerdik, sekaligus memiliki kemampuan offense yang lebih komplit dan pas untuk Lakers, karena Gasol memiliki kemampuan passing yang bagus dan shooting yang bisa diandalkan. Jika Howard-McGee bisa dgambarkan dengan kata eksplosif, maka Gasol saya gambarkan dengan kata cerdas. Mirip dengan Rondo, kehadiran Howard dan McGee tidak bisa dibilang konsisten. Di babak Playoff menit mereka sangat sedikit, terutama ketika menghadapi small ball Houston Rockets. Marc Gasol akan menghadirkan dimensi permainan yang berbeda, melengkapi gaya defense dan offense duet LBJ-AD. Dan jangan lupa, Montrezl Harrell juga bisa menempati posisi center. Dibanding Howard-McGee, Trez lebih memiliki agresifitas dan energi, meskipun diragukan juga kemampuannya untuk meredam bigman dominan seperti Embiid dan Jokic. Tapi itu nanti urusan Gasol.
Bagi saya, posisi center Lakers mengalami upgrade yang juga signifikan.
 
Gasol (and The Raptors) Held Embiid to Zero Point

Selain versatility, bekal utama Lakers musim lalu adalah defense. Separah2nya Green melakukan shooting, kemampuan defense nya tetap memiliki peran yang sangat penting. Kuzma dan Caruso menjadi penting dari bangku cadangan, salah satunya dari kemampuan defense nya yang membaik. Hilangnya Green dan Bradley akan bisa tertutupi oleh kehadiran Matthews, ditambah harapan bahwa kemampuan defense Schroder akan menjadi semakin baik.

Saya amat sangat kagum dengan roster LA Lakers kali ini, karena amat sangat dalam dan balance. Mereka memiliki variasi yang banyak sekali. Mereka bisa main cepat, main lambat, serang ke dalam, serang dari luar, main ISO, banyak passing, dan tetap menjaga pertahanan secara kolektif. Tidak mudah membentuk tim se rata ini di NBA, mengingat adanya batasan salary cap. Tentu saja keyakinan ini berdasarkan prediksi di atas kertas, yang semuanya tergantung apa yang akan terjadi nanti di lapangan. Apakah sistem mereka akan bisa berjalan bagus, apakah chemistry mereka bisa berjalan dengan baik, dan apakah ego mereka bisa di manage sedemikian rupa, akan terbukti di pertandingan sesungguhnya yang tidak lama lagi.

Hingga saat ini, Lakers adalah unggulan teratas.
 
(Mahe, 2020)

0 komentar:

Posting Komentar