26 Oktober 2011

MU 1-6 City. City Pake Dukun?

Well, judul yang saya buat memang terdengar sangat dangkal dan kampungan. Tapi tentu saja yang saya maksudkan bukan sekedar arti eksplisitnya, namun lebih kepada ketidakpercayaan saya pada hasil derby Manchester kali ini. Ketidakpercayaan itu lebih kepada, kok tumben pemain MU mainnya begitu ya?

Sabtu lalu (22/10/11) Manchester United bertemu Manchester City untuk yang ke 161 kalinya di Old Trafford pada gelaran English Premier League. Sebagai penghuni peringkat satu (City) dan dua (MU) di klasemen sementara, pertandingan ini diprediksikan berjalan sangat ketat. Manchester United selalu tangguh di kandang, dan Manchester City yang sedang on fire di pekan-pekan awal EPL menambah tinggi nya tensi pertandingan dan animo pecinta bola. Namun ternyata hasil akhir tidak menggambarkan sebuah pertandingan yang ketat.

Di menit-menit awal sebenarnya MU tampil cukup menjanjikan. Penguasaan bola cukup tangguh dengan pergerakan meyakinkan, meskipun belum cukup tajam untuk mengancam gawang Joe Hart, plus terasa kurangnya kreatifitas lini tengah. Fletcher dan Anderson yang dipasang Fergie belum mampu mengkreasikan aliran bola berbahaya. Di saat yang sama, City melalui David Silva lebih efektif dalam melakukan passing dan mengirim bola pada rekan-rekannya yang bergerak. Kejutan awal terjadi ketika Balotelli yang tidak dijaga ketat mampu melepaskan tendangan terarah ke pojok kiri gawang De Gea dan gol. Gol ini membuat Old Trafford terdiam, kecuali suara-suara fans City yang tentu saja sangat gembira. 0-1 berlanjut hingga babak pertama usai. Jika dilihat dari pola permainan babak pertama, maka MU tampak seperti akan susah mengejar, tapi bukan tidak mungkin mengingat seringnya MU membalikkan keadaan.

Namun kejutan lebih besar terjadi ketika di menit kedua babak kedua Evans diberi kartu merah karena pelanggaran kerasnya. Dengan hanya 10 pemain, selanjutnya MU dibuat bulan-bulanan oleh City. MU yang tidak menyerah tetap mencoba bermain terbuka dan menyerang untuk membalikkan keadaan, namun itu sekaligus meninggalkan celah di lini belakang yang cukup besar. Walhasil di babak kedua City berhasil mencetak 5 gol, 3 diantaranya di injury time, dan hanya bisa dibalas oleh satu gol Fletcher. Pertandingan berakhir dengan skor "aneh", 1-6. Untuk kemenangan City. Di Old Trafford. Wow!!!!

Untuk fans Manchester United hasil ini tentu saja sangat menyakitkan. Kekalahan telak, di kandang, oleh tim tetangga yang saat ini memuncaki klasemen sementara. Lengkap sudah. Sebaliknya hasil ini sangat menggembirakan fans Manchester City dan MU-haters. Saya fans Manchester United. Saya juga kecewa. Saya juga tidak percaya.

Tapi memang hasil inilah yang terjadi. Harus diakui Manchester City saat ini makin kuat sebagai tim. Pembelian pemain yang dilakukan City sudah menampakkan efek signifikan. Sebuah hasil yang ditunggu cukup lama oleh fans City. Permainan City menjadi sangat menarik untuk ditonton, sekaligus mampu menjanjikan kemenangan. Indah dan efektif. Peran David Silva sangat menonjol dalam perannya sebagai playmaker. Joe Hart makin matang menjaga gawang dan menggalang komunikasi, Vincent Kompany makin tangguh di belakang, Yaya Toure sukses menjalankan peran sebagai holding midfielder sekaligus menularkan sepakbola ala Barcelona-nya (ouch, this is Barcelona Effect), ditambah sederet striker kelas satu, Aguero-Dzeko-Balotelli. Maka sekarang ramai-ramai media menjagokan Manchester City sebagai calon juara EPL. MU mampu mengalahkan Chelsea dan Arsenal, dan menahan Liverpool di Anfield, namun tidak bisa menahan Manchester City.

Hanya saja, Sir Alex Ferguson adalah pelatih berpengalaman, salah satu yang terbaik di dunia, dan telah teruji menangani Manchester United selama bertahun-tahun sejak 1986. Hasil buruk ini pasti bisa segera diubah menjadi sebuah hal positif ke depannya. Permainan MU taun ini sebenarnya cukup menjanjikan. Bahkan untuk beberapa tahun ke depan. Andai saja jika tidak ada pemain MU yang cedera maka MU bisa jadi lebih kuat dan hebat. Salah satu poin positif dari hasil buruk di awal kompetisi adalah bahwa sebuah tim bisa menjadi lebih waspada, hati-hati, dan berkonsentrasi penuh. Ini sangat penting dalam mengarungi kompetisi satu tahun penuh. Harapan saya sebagai fans MU, semoga MU segera bangkit, mengevaluasi kesalahan untuk menjadi lebih kuat, dan akhirnya meraih gelar juara di akhir musim.

Manchester United dikalahkan Manchester City 1-6? Iya. Manchester City bermain bagus? Iya. Peluang juara Manchester United hilang? Nanti dulu. Masih ada 29 pertandingan lagi. Dan faktanya sekarang Manchester United masih berada di peringkat dua, dengan selisih lima poin. Bukan hal yang extraordinary. Dan tidak ada yang berubah terhadap kecintaan terhadap Manchester United, saya tetap bangga mendukung MU.

Glory, Glory, Manchester United.

0 komentar:

Posting Komentar