07 November 2011

Asa Garuda Muda


Timnas U-23 Indonesia mengawali Sea Games dengan meyakinkan, berhasil menggilas kamboja 6-0. Gol-gol tersebut dicetak Titus Bonay, Patrich Wanggai (2 gol), Gunawan Dwi Cahyo, Andik Vermansyah, dan Ramdhani Lestaluhu. Para striker tampil sangat mengesankan, didukung dengan pergerakan sayap yang sangat cepat. Ferdinand Sinaga dan Okto Maniani bermain sangat baik, begitupun ketika Andik Vermansyah masuk menggantikan Ferdinand Sinaga.

Skuad timnas U-23 kali ini memang sangat menjanjikan. Hampir di semua lini terdapat pemain dengan label pemain bintang di klub masing-masing. Bahkan saking bagusnya, Irfan Bachdim dan Johan Juansyah yang pernah mencicipi menjadi bagian dari skuad timnas seniorpun kalah seleksi dari pemain-pemain lain. Yang paling mentereng adalah barisan penyerang. Titus Bonay, Patrich Wanggai, Yongki Aribowo, Syamsir Alam, dan Irfan Bachdim adalah pemain-pemain yang masuk seleksi, dan semuanya dahsyat. Irfan Bachdim akhirnya harus dicoret karena terkena sanksi lantaran terlambat bergabung, sedangkan Syamsir Alam dicoret karena waktu bergabungnya yang terlalu mepet, selain juga karena terbatasnya slot pemain inti yang bisa didaftarkan.
Di barisan pemain tengah ada nama-nama yang cukup familiar. Okto Maniani sudah bermain mengkilap ketika memperkuat timnas senior di Piala AFF, kali ini sudah menjadi lebih baik karena Okto mengurangi egoisme nya, serta mampu bermain sama baiknya di sayap kiri maupun kanan. Ferdinand Sinaga yang mampu bermain sebagai striker lebih sering dipasang Rahmad Darmawan di sayap kiri. Masih ada Andik Vermansyah yang sangat cepat dalam menyerang melalui sayap. Di tengah ada Egi Melgiansyah yang tak tergantikan sebagai playmaker, ditemani kompatriotnya yang cukup tangguh, Mahadirga Lasut, Hendro Siswanto, atau Stevie Bonsapia.
Lini pertahanan menampilkan sosok brilian yang bertubuh sangat ideal, tinggi dan kekar, Abdul Rahman. Duetnya dengan Gunawan Dwi Cahyo ataupun Septia Hadi seagai tandem, didukung oleh pemain seperti Diego Michels dan Hasyim Kipuw cukup layak untuk bersaing bahkan dengan pemain senior.
Lebih tenang lagi jika melihat stok kiper muda Indonesia. Kurnia Meiga yang pernah terpilih sebagai pemain terbaik ISL dan dipercaya sebagai kiper utama tim sebesar Arema memiliki saingan yang tidak kalah bagusnya dalam diri Andritany.
Dengan dibesut pelatih berprestasi sekaliber Rahmad Darmawan, maka optimisme kembali muncul dalam benak masyarakat pecinta bola Indonesia.

Namun rupanya optimisme tersebut tidak muncul begitu saja. Ada banyak keraguan yang mengemuka bersama mocernya permainan timnas U-23 ini. Koordinasi yang buruk ketika bertahan, ditambah terkadang ada kesan meremehkan, serta tradisi permainan timnas Indonesia yang sulit sekali meraih prestasi tertinggi meskipun dibekali skuad bagus, membuat kemenangan pertama dari Kamboja tersebut sebaiknya tidak ditanggapi dengan euforia tinggi. Oke, memang timnas U-23 bermain bagus dan menang besar, namun di tiga partai berikutnya Indonesia akan menghadapi lawan-lawan yang lebih berat dengan tantangan yang berbeda. Malaysia, Singapura, dan Thailand jelas memiliki level di atas Kamboja. Jika pemain terbuai dengan euforia tinggi, maka akan melemahkan konsentrasi dan menurunkan motivasi. Ingat bahwa semua kemenangan tidak berarti apa-apa jika akhirnya tidak mendapatkan gelar juara. Cukuplah Piala AFF 2010 menjadi yang terakhir akan kekecewaan itu.

Semoga Timnas U-23 selalu fokus di tiap pertandingan, dan akhirnya mampu meraih apa yang selama ini diidam-idamkan seluruh masyarakat Indonesia. Sebuah gelar juara!!!

0 komentar:

Posting Komentar