27 Januari 2012

Mourinho Di Balik Sukses Barcelona

Tidak banyak yang menyangkal bahwa Barcelona saat ini adalah tim terbaik dunia, bahkan salah satu yang terbaik sepanjang masa. Kombinasi antara pemain-pemain kelas dunia yang mayoritas hasil binaan sendiri, pelatih jenius, filosofi permainan dan attitude yang bagus, prestasi nyata, klub yang mapan, dan dukungan suporter yang luas dan fanatik, membuat Barcelona di era Josep Guardiola menjadi sangat superior. Meskipun tentu saja, ini bukan hasil karya Josep Guardiola semata, melainkan hasil binaan secara konsisten dan terus menerus oleh banyak orang hebat yang pernah in charge di Barcelona.

Selain dukungan sekian banyak faktor tersebut, saya tertarik untuk membahas peran seseorang yang sangat penting bagi perkembangan permainan Barcelona saat ini. Dia adalah seorang pelatih yang pernah berada di dalam lingkungan Barcelona, namun tidak pernah memanajeri Barcelona secara langsung. Dia adalah : Jose Mourinho.

25 Januari 2012

Mourinho Almost Did It, But Not Yet.

Untuk pertama kalinya, Real Madrid di bawah Mourinho played football like a men di El Clasico. Menurut saya, ini adalah permainan terbaik Real Madrid-nya Mourinho dari seluruh edisi El Clasico. Menurunkan Higuain sebagai penyerang tengah dan trio Ronaldo-Ozil-Kaka di belakangnya, Madrid sudah menciptakan banyak peluang sejak menit-menit awal. Formasi Barcelona tidak banyak berubah, namun tampak sekali bahwa lini belakang dan kiper cukup lengah. Pinto seringkali teledor, dan di saat yang sama melakukan penyelamatan yang mengamankan gawang Barcelona. Barcelona baru mulai menguasai pertandingan di pertengahan babak pertama. Messi memang tidak mencetak gol, tapi Messi cukup bebas berkreasi. Gol pertama Barcelona lahir akibat terlalu berkonsentrasinya para bek Madrid dalam menjaga Messi, sehingga meninggalkan Pedro, Fabregas, dan Sanchez tak terjaga. Messi pun berhasil mengirimkan bola ke Pedro yang kemudian dikonversikan menjadi gol.


23 Januari 2012

Real Madrid Terpecah?

Saya suka Barcelona, tapi tidak membenci Real Madrid. Saya memang tidak menyukai Real Madrid, tapi bukan benci. Buat saya, tidak suka dan benci adalah berbeda. Saya benci ketika Real Madrid berprestasi. Menurut saya, Money can buy trophies, but can't buy the game. Selama Real Madrid masih semata-mata mengandalkan pembelian-pembelian besar untuk mengejar tropi, saya lebih suka Real Madrid tidak juara. Karena jika tidak juara, maka Madrid yang sudah can't buy the game akan juga menjadi don't get the trophy. Kepuasan pribadi untuk saya. Saya lebih suka jika yang jadi juara adalah Valencia, Atletico Madrid, atau Getafe. Tapi tetep, paling suka ya Barcelona. Obviously, coz I'm a Barca fans.

Saya sendiri berharap Real Madrid, yang memiliki goresan sejarah luar biasa sebagai pengoleksi gelar juara Liga Spanyol dan Liga Champion terbanyak di dunia, dilatih oleh seseorang yang memiliki filosofi sepakbola yang elegan, dengan mengutamakan sepakbola indah, pride, attitude, pengembangan usia muda, dan prestasi. Karena itulah saya merasa kurang cocok ketika Real Madrid dilatih oleh seorang Jose Mourinho, karena menurut saya terjadi perbedaan karakter yang cukup mendasar di sana. Real Madrid memiliki sederet pemain dengan status kebintangan nomor satu di bumi. Gelar Los Galacticos nya masih selalu relevan hingga sekarang. Pemain nomor satu tentunya selalu ingin bermain dengan cara nomor satu, dengan mentalitas dan filosofi nomor satu pula. Sementara Mourinho adalah pelatih berorientasi prestasi yang rela melakukan apa saja, bahkan dengan cara yang tidak elegan. Mourinho memang jenius, tapi tidak cocok untuk ada di tim kelas satu seperti Real Madrid. Saya sangat meragukan kemampuan Mourinho dan Real Madrid untuk bersatu secara harmonis dalam waktu yang lama.

MU Is Throttling

Night of Big Matches. Manchester City hosted Tottenham Hotspurs, Arsenal hosted Manchester United. City seems gonna lead 6 points comfortably. But, what just happened prove that it was not that easy.

(City vs Spurs, from Youtube)

(Arsenal vs United, from Youtube)


18 Januari 2012

Oops, Barcelona Did It Again

Sekali lagi Barcelona berhasil memenangi El Clasico, kali ini di leg 1 babak perempat final Copa Del Rey. Sebuah serangan balik yang cepat dari Real Madrid berhasil dikonversi oleh Cristiano Ronaldo melalui tendangan yang cerdik berhasil mengelabui Pique dan Pinto di menit 11. Memulai babak kedua dengan tertinggal 1-0, Barcelona akhirnya membalikkan keadaan melalui sundulan Puyol hasil tendangan sudut Xavi, dan drive Abidal hasil umpan terobosan lambung dari Messi. Hasil akhir : Madrid 1-2 Barcelona.

(dari youtube)

Babak pertama berjalan alot. Seperti biasa, Barcelona selalu mendominasi possession. Real Madrid melakukan pressing ketat sejak dari daerah pertahanan Barcelona. Gol Ronaldo lahir berkat kecepatan serangan balik dan kualitas finishing, serta kelengahan Pique dan kurang sigapnya Pinto. Rupanya Pique belum bisa mematikan Ronaldo seperti yang biasa dilakukan Puyol atau Alves, dan Pinto tidak sesigap Valdes. Di babak pertama banyak keputusan wasit yang sepertinya kurang tepat. Kartu kuning untuk Pepe dan Pique, dan beberapa keputusan offside saya rasa sangat debatable. Halftime ditutup dengan defisit satu gol bagi Barca.

16 Januari 2012

El Clasico, Istimewa Yang Makin Biasa Saja

Benar kata Casillas, bahwa dengan semakin seringnya El Clasico terjadi, maka rasa spesialnya akan semakin berkurang. Tanggal 18 Januari esok Real Madrid akan kembali menjamu Barcelona di Copa Del Rey. Setelah menjalani 5 El Clasico yang sangat mendebarkan musim lalu, musim ini El Clasico malah ada peluang terjadi hingga delapan kali. Dua di Piala Super Spanyol sudah terlewati, empat sudah pasti terjadi di La Liga dan Copa Del Rey, dan dua lagi mungkin terjadi di Liga Champion nanti. Ketika tersaji terlalu sering, makanan senikmat apapun perlahan-lahan akan menjadi biasa. Begitu juga El Clasico. Meskipun begitu, yang namanya El Clasico akan tetap saja, Istimewa. Istimewa yang kali ini makin biasa saja.

Musim ini Real Madrid begitu hebatnya. Memimpin klasemen La Liga dengan keunggulan lima poin dari Barcelona cukup menggambarkan itu. Ditambah dengan Cristiano Ronaldo yang nangkring di puncak daftar pencetak gol terbanyak, diikuti Higuain dan Benzema yang tidak jauh dari situ, Real Madrid tampak tak terkalahkan. Sementara di saat yang sama, Barcelona yang menjadi Team To Beat bagi semua tim di Spanyol sering menemui ganjalan. Telah mengalami lima kali seri plus satu kekalahan membuat Barcelona cukup keteteran mengejar Real Madrid. Namun, Barcelona seperti masih terlalu tangguh bagi Real Madrid jika berhadapan langsung. Di El Clasico pertama musim ini, Real Madrid harus tersungkur di kandangnya oleh Barcelona dengan skor 1-3. Saat itu Mourinho menginstruksikan Real Madrid untuk memainkan "sepakbola" tanpa faktor-faktor X. Faktor X yang saya maksud bisa disimak dari tulisan saya tentang Jose Mourinho dan opini tentang El Clasico lalu.

01 Januari 2012

Cristiano Ronaldo Sang Shredder Rock Dan Xavi Si Pemain Jazz

Saya penggemar berat musik.

Hampir segala jenis musik saya suka. Bagi saya, tidak ada jenis musik yang buruk. Mungkin ada beberapa musisi yang karyanya belum bisa saya nikmati, tapi saya tidak pernah membenci sebuah genre musik. Sejak kecil, saya yang lahir tahun 80an sangat menyukai musik rock klasik. Selain karena saat itu musik rock sedang mengalami kejayaan, rock juga beredar di sekeliling kehidupan saya. Kakak saya drummer sebuah band yang sering memainkan lagu Metallica. Ayah saya penggemar berat Scorpions. Om saya kolektor kaset, dan pernah memberi hadiah kaset album Adegan dan God Bless kepada keluarga saya. Debut pertama saya tampil di panggung pun identik dengan rock. Waktu TK kelas Nol Besar, di sebuah acara perpisahan sekolah ibu saya (yang guru sma), saya menyanyikan lagu Bianglala-nya Mel Shandy.

Pun begitu ketika mulai bermain band di smp, rujukan pertama saya sekitar rock klasik. Mr. Big, Van Halen, Firehouse, Extreme, dan Iron Maiden terasa sangat keren. Bagi saya kekuatan utama sebuah band rock klasik adalah gitarisnya. Semua band rock klasik wajib memiliki gitaris yang bisa bermain cepat dan skillful, penuh solo gitar di setiap lagunya, terutama di bagian tengah lagu. Gitaris tipe ini konon disebut sebagai shredder. Buat saya, para shredder adalah dewa musik.

Sejak SMA, saya mulai menyukai jazz, setelah seorang teman memperkenalkan saya kepada Incognito. Bassline Still a Friend Of Mine menjadi jembatan dari kegemaran saya pada shredding, dengan pola jazz yang lebih dinamis. Lama-lama saya temukan bahwa musik jazz tidak bisa dinimati dengan cara rock. Jika ingin mencari permainan solo gitar dan bass yang cepat, ruwet, dan njlimet, apalagi secara berpola di intro-tengah-&-akhir, maka cukup sulit untuk menemukannya di jazz. Jazz bukan tentang pamer skill individu. Jazz lebih dari itu. Band jazz memerlukan beberapa pemain yang memiliki skill oke, dan harus memiliki chemistry satu sama lain. Bisa saja ada tiga pemain musik berkualitas tinggi, namun tidak mampu menghadirkan nuansa jazz karena 'ga nyambung'. Sebaliknya, jika ada 4 player berkualitas sedang, tapi mampu membangun chemistry, maka garis jazz nya akan terbentuk. Kadang kala jazz menampilkan pola permainan sederhana, namun disajikan dengan cara yang tepat, sehingga dihasilkan musik yang canggih, mewah, dan dahsyat.