11 Desember 2011

El Clasico Tanpa Drama

 (from youtube)

Sebuah kemenangan penting berhasil diraih Barcelona atas Real Madrid dalam El Clasico pertama La Liga musim ini. Selain memangkas selisih poin paling tidak sebanyak 3, kemenangan ini begitu manis karena terjadi di Santiago Bernabeu, markas Real Madrid. Hasil ini menjadi bukti bahwa dalam kekuatan penuh, Barcelona masih menjadi yang terbaik di Spanyol, karena bisa mengalahkan sang pemimpin klasemen yang sedang hot-hot nya di kandang mereka sendiri. Morale, semangat, motivasi dan determinasi para pemain bisa terdongkrak sangat tinggi, dan lebih siap untuk bersaing memperebutkan gelar Juara La Liga. Saat ini Barcelona untuk sementara memimpin klasemen, meskipun memiliki poin yang sama dengan Real Madrid, karena memiliki selisih gol yang lebih baik, namun Madrid masih memiliki satu tabungan pertandingan. Jika Madrid berhasil memenangi pertandingan lawan Sevilla, maka selisih poin Barcelona dan Madrid akan menjadi tiga. Sebuah jarak yang sangat baik untuk kompetisi, dan juga baik untuk Barcelona karena masih menyisakan satu El Clasico di Nou Camp. Tiga poin adalah selisih yang sangat ketat, dan sama-sama menjadi motivasi untuk Real Madrid dan Barcelona. Madrid akan bermain ngotot di tiap pertandingan supaya tidak terkejar, sementara Barcelona akan mati-matian memangkas jarak tersebut.


Di El Clasico ini, Barcelona sudah diperkuat seluruh skuad inti. Carlos Puyol, Gerard Pique, Cesc Fabregas dan Alexis Sanchez yang sempat berkutat dengan cidera sudah bisa bermain penuh dan optimal. Sementara kali ini Mourinho menginstruksikan para pemainnya untuk benar-benar bermain sepakbola, tanpa banyak faktor X seperti yang terjadi di empat El Clasico terakhir. Real Madrid mencoba memainkan sepakbola taktis dengan passing dan pergerakan yang bagus. Tidak banyak lagi tackling keras agresif yang mengintimidasi, meskipun tetap tidak bisa dihapuskan sama sekali. Permainan Madrid tampak lebih 'dewasa'. Sayangnya strategi Mourinho ini belum bisa menandingi pola permainan sepakbola khas Barcelona ala Guardiola. Barcelona justru mampu mengembangkan permainan dengan sangat baik, sekaligus meredam pergerakan cepat dan kuat ala Madrid. Dan yang terasa paling berbeda, tidak terjadi sebuah drama yang selalu ada di beberapa El Clasico terakhir. Tentu saja 'drama' disini bukan berarti akting para pemain, namun lebih kepada sikap emosional yang tidak mampu ditahan para pemain sehingga memanaskan pertandingan. Tackling brutal tidak lagi bertebaran, meskipun Ramos dan Pepe masih setia dengan karakter khas nya yang sering terlambat melakukan tackling, dan Messi yang sempat melakukan tackling cukup keras kepada Xabi Alonso, sebuah hal yang jarang terjadi. Tidak ada lagi kartu merah yang dikeluarkan wasit, tidak ada ulah Mourinho yang bisa jadi headline media besok, tidak ada aksi diving lebay seperti yang dituduhkan kepada Dani Alves dan Sergio Busquets lalu, dan tidak ada isu-isu rasisme. Secara sportif, hal tersebut memang sangat bagus, tapi menjadikan aroma El Clasico kurang hangat, karena cerita menjadi berakhir setelah wasit meniup peluit panjang. Kecuali jika Mourinho kemudian membuat komentar yang menarik, seperti biasa.


Sempat tertinggal melalui gol cepat Karim Benzema akibat kesalahan Victor Valdes dalam menendang bola, Barcelona kemudian lebih menguasai permainan sekaligus mampu meredam eksplosifitas Ronaldo-Di Maria-Ozil-Benzema. Acungan jempol layak dilayangkan kepada Lassana Diarra dan Iker Casillas yang bermain gemilang. Diarra mampu meredam aliran bola Barcelona dengan tackling dan cara merebut bolanya yang agresif. Sayang akhirnya Diarra terkena kartu kuning yang memaksa Mourinho menggantikannya dengan Sami Khedira sebagai antisipasi adanya kartu merah. Iker Casillas beberapa kali menangkis serangan Barcelona melalui Messi, Xavi, dan Iniesta. Meskipun demikian, Messi akhirnya mampu memberikan sebuah assist manis kepada Alexis Sanchez yang kemudian membawa bola sedikit dan melesakkan tendangan meskipun dikawal dua pemain Madrid yang menghasilkan sebuah gol cantik. Gol kedua memang berbau keberuntungan, namun sebuah keberuntungan yang layak, karena Madrid memang sedang dalam keadaan terdesak. Tendangan spekulasi Xavi dari luar kotak penalti terkena kaki Marcelo, sehingga berbelok arah. Casillas yang terlanjur bergerak ke arah lain terlambat mengantisipasi bola tersebut meskipun bolanya mengalir pelan ke sudut gawang. Gol ketiga lahir berkat sebuah crossing akurat Dani Alves dan pergerakan bagus Fabregas dalam melepaskan diri dari kawalan bek. Meskipun ditempel ketat, Fabregas mampu menjangkau bola kiriman Dani Alves dengan kepala. Hasil 1-3 ini sekaligus menjadi pembuktian kualitas Fabregas dan Sanchez yang merupakan transfer teranyar Barcelona dengan harga tinggi, yang sanggup menggusur Pedro dan David Villa di starting lineup. Sekaligus memperpanjang rekor striker Barcelona yang mencetak gol di El Clasico perdananya, setelah Samuel Etoo (04/05), Thierry Henry (07/08), Zlatan Ibrahimovic (09/10) dan David Villa (10/11).

Sebuah motivasi untuk Barcelona supaya lebih stabil, dan alarm untuk Real Madrid untuk tidak terjegal lagi. Menarik untuk menunggu respon kedua belah pihak setelah El Clasico ini, baik untuk menghadapi La Liga maupun persiapan El Clasico selanjutnya secara khusus. Real Madrid tentu tidak akan rela kembali dipermalukan Barcelona di Nou Camp, sementara di saat yang sama Barcelona akan semakin padu dengan pilihan pola serangan yang lebih bervariasi. Real Madrid belum aman, Barcelona belum menyerah, dan La Liga (atau paling tidak Barcelona vs Real Madrid) masih seru.

Visca Barca!!!

0 komentar:

Posting Komentar