11 Desember 2011

Carles Puyol, Sang Playmaker Mental

Messi adalah superstar barca peraih 2 gelar pemain terbaik dunia berturut-turut. Xavi adalah maestro dari permainan sempurna Barcelona yang seringkali luput dari perhatian. Jika Messi sudah diakui semua orang sebagai pemain ekselen, maka Xavi seringkali underrated, dan tidak disadari betapa penting peran yang dia mainkan dalam sistem permainan Total Football ala Barcelona. Xavi adalah sosok playmaker yang mengatur tempo permainan Barcelona, mampu menyuruh rekan timnya untuk bergerak sesuai keinginannya dengan passing-passing yang terukur dan terarah, sebagai inti dimulainya permainan menyerang Barcelona, dan tempat kembalinya bola jika pemain lain mengalami stagnasi.

Carles Puyol

Namun sejatinya ada sosok yang tak kalah penting, dan lebih underrated daripada seorang Xavi. Dia adalah : Carles Puyol. Ya, dia memang beberapa kali mendapat gelar defender terbaik baik Eropa dan Dunia. Ya, dia adalah kapten barcelona sejak 2004. Ya, dia adalah salah satu pemain paling senior di starting lineup barcelona, namun sejatinya peran Puyol lebih besar dari itu. Jika Messi adalah superstar terpenting, jika Xavi adalah playmaker pengatur permainan, maka Puyol adalah 'playmaker mental' para pemain Barcelona. Sehebat apapun seorang pemain, kemampuannya tak akan tampil optimal tanpa kondisi mental yang baik. Xavi yang jenius pun tidak akan berfungsi baik jika tidak ada rekannya yang percaya. Deretan pemain belakang terbaik juga tidak akan efektif tanpa koordinasi yang baik. Seorang Puyol mampu menjaga itu semua. Puyol adalah pemain yang dihormati seluruh pemain, mampu memberikan kepercayaan sekaligus dipercaya, mampu menyatukan keinginan para pemain dalam satu visi, mengkoordinir pertahanan, serta membangkitkan semangat pemain ketika melakukan kesalahan, sehingga menjadi kembali termotivasi untuk memperbaiki kesalahan tersebut, dan justru menjadi hal positif untuk tim.

Mungkin ada pemain bertahan lain yang memiliki kualitas permainan Puyol, namun tidak banyak yang mampu menggantikan peran psikologisnya. Seringkali Barcelona bermain kurang greget dan tidak stabil meskipun bermain full team, karena absennya Puyol. Sebaliknya, adanya Puyol mendorong pemain yang diturunkan untuk bermain baik, siapapun dia, baik senior maupun junior. Simak saja kondisi Barcelona ketika ditinggal Puyol karena cidera di beberapa pertandingan awal La Liga musim ini. Beberapa kali Barcelona bermain standar dan mengecewakan. Kondisi berbeda terjadi di El Clasico tanggal 10 Desember 2012 lalu. Ketika Barcelona tertinggal lebih dulu lewat gol Benzema akibat keteledoran Valdes dalam menendang bola, yang dilakukan pertama kali oleh Puyol adalah memberikan semangat, menyampaikan pada rekannya bahwa kesalahan ini sudah terjadi, dan harus tetap menjaga fokus untuk lebih konsentrasi agar kesalahan tersebut segera ditebus. Memanfaatkan momen negatif untuk hal yang lebih positif, bukan sekedar menyesali atau bahkan menyalahkan rekan. Pique pernah berpendapat tentang Puyol : "He's someone who, even if you're winning 3–0 and there's a few seconds left in the game will shout at the top of his voice at you if he thinks your concentration is going". Ditambahkan juga oleh rekan yang lain : "Even four goals down he thinks we can still win".

Peran pemimpin seperti ini sangat vital untuk sebuah tim agar bisa menjadi besar, karena pemain seperti ini bisa menularkan karakter kepada seluruh elemen dalam tim. Banyak sekali tim bernama besar yang berisi pemain-pemain hebat yang tidak mampu menjadi tim berkarakter karena kurangnya leadership di lapangan. Real Madrid adalah salah satu contohnya. Manchester United juga hingga sekarang belum mampu mengatasi kehilangan Roy Keane. Saya rasa itu pula yang terjadi pada timnas Inggris, Argentina dan Portugal.

Di Barcelona sendiri, Messi masih akan bersinar dalam jangka waktu yang cukup lama, Xavi juga sudah cukup bisa digantikan nanti oleh Fabregas atau Thiago. Skuad yang lain pun rata-rata masih berusia muda. Yang harus lebih diantisipasi dan dipersiapkan dengan baik demi stabilitas prestasi Barcelona adalah pengganti Puyol nanti, bukan dari sisi individu, namun pada peran Puyol sebagai seorang 'Playmaker Mental'.

0 komentar:

Posting Komentar