20 Desember 2011

Messi BUKAN The Next Maradona

Maradona memang salah satu legenda terbesar dalam sepakbola dunia. Lari yang gesit, dribble cantik, dan insting gol hebat, plus sederet tropi yang dia menangkan membuatnya dipuji oleh dunia, dan menjadi debat kusir yang tak kunjung habis ketika membandingkannya dengan Pele, legenda dunia lainnya. Kemampuannya memimpin timnas Argentina menjuarai Piala Dunia di tahun 1986 membuat Maradona menjadi figur nomor satu dalam sejarah Argentina. Setelah Maradona pensiun, para pemain muda Argentina yang menjanjikan seringkali dilabeli "The Next Maradona", dengan harapan pemain tersebut mampu menjadi legenda yang lain, dan membawa kejayaan pada Argentina. Pemain-pemain yang pernah dijuluki The Next Maradona antara lain : Juan Roman Riquelme, Javier Saviola, Ariel Ortega, Pablo Aimar, dan Sergio Aguero. Namun dari sekian nama itu, yang dianggap paling cocok adalah : Lionel Messi.

Aksi Maradona memang tidak terekam banyak seperti era sepakbola saat ini. Aksinya yang paling melegenda dan cukup diingat adalah ketika mencetak gol tangan tuhan dan mencetak gol setelah melakukan dribble melewati lima pemain bertahan Inggris. Uniknya, dua hal itu telah dilakukan pula Messi. Ditambah badan kecil dan kecepatan drible menawan, Messi dirasa paling mewakili sosok Maradona di jaman ini. Namun saya sangat tidak setuju. Kenapa? Mari kita bahas.

Pertama, Maradona dan Messi berjaya di jaman yang berbeda, sehingga tidak akan pernah terjadi perbandingan apple to apple. Bayangkan jika Maradona hidup di masa sekarang, mampukah dia melakukan aksi-aksi hebatnya itu? Saat ini ada banyak sekali pemain bertahan yang memiliki kemampuan lebih dalam membaca pergerakan striker cepat, baik dengan man to man marking, maupun zone defense. Pada masanya Maradona bebas berkelit-kelit, tapi sekarang? Sebuah pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab. Kedua, saya ragu bahwa Maradona bisa melakukan magic-nya secara konsisten. Oke, gerakan dribble mautnya melewati lima pemain bertahan itu memang menawan, tapi apakah dia melakukan itu secara terus menerus, melawan tim manapun? Ketiga, dokumentasi yang terbatas tentang segala hal mengenai Maradona membuat kisah heroik Maradona hanya tersebar dari mulut ke mulut. Hal ini akan menyebabkan bias. Keempat, karir Maradona sebagai pemain sudah berakhir, sementara Messi bahkan belum berada di usia emas. Kelima, Maradona memiliki kepribadian yang cukup berbeda dengan Messi. Maradona pernah tergantung pada narkoba, sementara Messi hingga saat ini mempunyai kehidupan pribadi yang lempeng-lempeng saja.

Oke, Maradona memang legenda tak terbantahkan dan pastinya sangat hebat. Ketika Messi mulai menanjak, bisa jadi Messi dianggap sebagai penyandang gelar "The Next Maradona" paling sesuai. Namun kini Messi tidak lagi layak disebut demikian. Messi ya Messi, bukan "The Next Blablabla". Gelar "The Next" berarti pemain baru itu selalu berada di bayang-bayang pemain lama. Messi sudah mencapai level legenda yang sama dengan semua legenda sepakbola dunia lainnya. Sebut saja Maradona, Pele, Marco Van Basten, Ferenc Puskas, Lothar Mattheus, Ronaldo, Ronaldinho, hingga Zinedine Zidane. Messi adalah pemain yang memiliki karakter berbeda dengan pemain-pemain lain. Dia bisa menampilkan sihirnya melalui permainan sederhana namun sangat efektif, efisien, dan konsisten. Meskipun para pemain bertahan sudah mengantisipasi dan mengetahui gerakannya, Messi tetap sulit untuk dihadang. Seringkali Messi harus dijaga 2 hingga 5 orang sekaligus, atau pemain bertahan harus menjatuhkan Messi untuk menghentikannya. Messi juga seorang team player yang pandai membaca pergerakan rekan setim. Kekurangan Messi yang paling sering dibicarakan adalah ketidakmampuannya membawa Argentina ke level tertinggi. Namun jika terpaksa kita bandingkan, Maradona meraih gelar juara dunia satu-satunya ketika berusia 26 tahun. Sementara saat ini Messi masih berusia 24 tahun. Karirnya masih terbentang panjang, dan masih banyak yang bisa terjadi.

Di usia yang belum mencapai peak performance ini, Messi telah mengumpulkan seluruh gelar yang mungkin diraih bersama Barcelona. Secara individupun Messi telah mendapat pengakuan dunia melalui gelar pemain terbaik dunia dua kali berturut-turut, dan belum berhenti. Mari kita tidak mengesampingkan peran rekan-rekan setim dan para pelatih Barcelona, namun tak bisa dipungkiri bahwa Messi punya peran yang sangat penting. Barcelona memang tetap hebat tanpa Messi, namun bersama Messi Barcelona memiliki dimensi permainan yang berbeda.
So, menurut saya saat ini Maradona tak lagi layak untuk menyebut Messi sebagai titisan dirinya. Messi tidak lebih rendah darinya. Messi (paling tidak) sejajar, atau bahkan lebih tinggi. Messi is "The New Messi".

0 komentar:

Posting Komentar